Memuat...
Atmayardi Lukman (Lie Soe Kong)di kediamannya.
Seorang pemuda warga keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf merayakan Lebaran untuk pertama kali. Keluarga yang menganut kepercayaan Kong Hu Cu ternyata mendukung penuh pilihannya.
Jakarta: Kalau bagi kebanyakan orang perbedaan agama dalam satu keluarga sulit diterima, tidak demikian dengan keluarga Atmayardi Lukman. Pria yang setahun belakangan memeluk agama Islam ini tetap memiliki hubungan yang hangat dengan anggota keluarga lainnya yang masih menganut kepercayaan Kong Hu Cu. Sejak Didik --demikian dia biasa disapa-- berpindah keyakinan, hubungan di dalam keluarga bahkan makin hangat. :video :sound
Didik yang sebelumnya memiliki nama Lie Soe Kong ini mengaku banyak mendapatkan pengetahuan mengenai Islam dari teman-teman di lingkungan kampusnya. Satu tahun lamanya dia terus mencari kebenaran yang ada dalam Islam dengan berbagai cara. Mulai dari diskusi, membaca tafsir dan literatur Islam, akhirnya Didik memantapkan diri untuk memilih Islam sebagai pegangan hidupnya.
Namun, di awal-awal menjadi mualaf, Didik selalu beribadah secara sembunyi-sembunyi. Ketika itu dia masih merasa sungkan untuk mengakui statusnya sebagai muslim kepada nenek dan pamannya. Seiring berjalannya waktu, keluarga akhirnya megetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata, tidak ada yang mempermasalahkan beda keimanan Didik dengan yang mereka anut. "Kalau memang itu yang terbaik buat dia, kenapa tidak," ujar sang paman yang bernama Agung.
Ramadan tahun ini adalah kali pertama bagi Didik menjalankan ibadah puasa. Begitu juga dengan Hari Raya Idul Fitri kemarin, bersama dengan umat muslim lainnya Didik mengikuti salat Id. "Setelah sebulan berpuasa dan kemudian menunaikan salat Id bersama-sama umat muslim lain, bagi saya sangat membahagiakan," aku Didik dengan nada haru, usai melaksanakan salat Id di Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat, kemarin.
Kini, hilang sudah keraguan dalam diri Didik akan halangan-halangan yang akan dia temui setelah memeluk Islam. Bagi pemuda ini, penerimaan yang diperlihatkan lingkungan terdekatnya semakin mempertebal keyakinan terhadap Islam. Setiap kali melaksanakan salat lima waktu, tidak kurang-kurangnya ucapan syukur dia panjatkan atas pencerahan serta rahmat yang diturunkan Allah padanya.(ADO/Dora Multa Sari dan Satya Pandia/Liputan6.com)
Swaramuslim.net
Seorang pemuda warga keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf merayakan Lebaran untuk pertama kali. Keluarga yang menganut kepercayaan Kong Hu Cu ternyata mendukung penuh pilihannya.
Jakarta: Kalau bagi kebanyakan orang perbedaan agama dalam satu keluarga sulit diterima, tidak demikian dengan keluarga Atmayardi Lukman. Pria yang setahun belakangan memeluk agama Islam ini tetap memiliki hubungan yang hangat dengan anggota keluarga lainnya yang masih menganut kepercayaan Kong Hu Cu. Sejak Didik --demikian dia biasa disapa-- berpindah keyakinan, hubungan di dalam keluarga bahkan makin hangat. :video :sound
Didik yang sebelumnya memiliki nama Lie Soe Kong ini mengaku banyak mendapatkan pengetahuan mengenai Islam dari teman-teman di lingkungan kampusnya. Satu tahun lamanya dia terus mencari kebenaran yang ada dalam Islam dengan berbagai cara. Mulai dari diskusi, membaca tafsir dan literatur Islam, akhirnya Didik memantapkan diri untuk memilih Islam sebagai pegangan hidupnya.
Namun, di awal-awal menjadi mualaf, Didik selalu beribadah secara sembunyi-sembunyi. Ketika itu dia masih merasa sungkan untuk mengakui statusnya sebagai muslim kepada nenek dan pamannya. Seiring berjalannya waktu, keluarga akhirnya megetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata, tidak ada yang mempermasalahkan beda keimanan Didik dengan yang mereka anut. "Kalau memang itu yang terbaik buat dia, kenapa tidak," ujar sang paman yang bernama Agung.
Ramadan tahun ini adalah kali pertama bagi Didik menjalankan ibadah puasa. Begitu juga dengan Hari Raya Idul Fitri kemarin, bersama dengan umat muslim lainnya Didik mengikuti salat Id. "Setelah sebulan berpuasa dan kemudian menunaikan salat Id bersama-sama umat muslim lain, bagi saya sangat membahagiakan," aku Didik dengan nada haru, usai melaksanakan salat Id di Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat, kemarin.
Kini, hilang sudah keraguan dalam diri Didik akan halangan-halangan yang akan dia temui setelah memeluk Islam. Bagi pemuda ini, penerimaan yang diperlihatkan lingkungan terdekatnya semakin mempertebal keyakinan terhadap Islam. Setiap kali melaksanakan salat lima waktu, tidak kurang-kurangnya ucapan syukur dia panjatkan atas pencerahan serta rahmat yang diturunkan Allah padanya.(ADO/Dora Multa Sari dan Satya Pandia/Liputan6.com)
Swaramuslim.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar