Diganggu Jin saat Menderita Malaria

Memuat...
OLEH : JAKA TARUB
Ternyata, berbagai sensasi aneh yang terjadi adalah akibat ulah para jin. Mereka sepertinya memberi kekuatan yang sangat hebat, meski hal ini hanya tipuan belaka....


Sudah sebulan lebih, kami mengerjakan proyek di SP I dekat Tongo, daerah Transmigrasi di Pulau Sumbawa. Kami membangun rumah, kantor kecil dan dapur. Di sana kami juga mengerjakan pembuatan jalan di sekitar dam. Dan itu dibangun PT. Newmont Nusa Tenggara untuk membantu mengairi sawah-sawah di beberapa desa sekitarnya.

Sepulang dari SP I, tanpa aku sadari, aku telah terkena penyakit malaria. Bukan hanya nyamuk saja yang menjadi momok pengisap darah, juga lalat besar berwarna kekuningan. Tubuhku panas dingin. Permukaan kulitku terkadang terasa terbakar, kepala pusing dan perutku mual-mual.

Ketika aku pulang, ketemukan rumah kost kosong dan terkunci. Abangku yang biasanya menempati rumah kost itu, libur dan pulang ke Mataram. Aku berusaha membuka pintu rumah dengan anak kunci yang ada di dopmetku.

Herannya, semakin lama semakin sulit pintunya terbuka. Lubang tempat memasukan anak kunci seperti mengecil dan menjepit anak kunci. Aku berusaha membuka teralis jendela dengan mencongkelnya. Setelah teralis terbongkar, aku masuk dan mencoba membuka pintu dari dalam. Tetapi tetap tidak terbuka.

Sedang asyik berusaha membuka pintu, Abangku ternyata sudah ada di sampingku. Baru saja dia pulang dari Mataram. Dia langsung membuka paksa pintu itu dengan parang. Setelah pintu terbuka, di tangkai parang itu kulihat ada sesuatu yang aneh. Ya, gagang parang berlubang sepanjang satu inci seperti dimakan rayap. Di antara hulu parang dan gagang kayunya terjepit lalang sepanjang satu inci. Lalang itu kukeluarkan dengan cara membelah gagang parang dengan hati-hati.

Ternyata, akar ilalang itu dililit dengan benang plastik berwarna biru berbentuk bulat sebesar kelereng. Lalu kubungkus plastik akar lalang itu, dan kumasukkan ke satu celanaku. Mungkin benda itu adan manfaatnya, pikirku.

Sampai di suatu siang, ketika aku hendak mencuci baju seragam kerjaku, ada sesuatu benda yang terjatuh dari saku bajuku. Kuperhatikan dengan seksama. Ada tiga benda kecil terikat jadi satu, yang terbuat dari plastik. Seperti mainan anak-anak. Satu berbentuk tang kecil, satu berbentuk pistol. Dan satu lagi berbentuk babi. Yang paling aneh adalah yang berbentuk babi. Dia mempunyai kuping yang ujungnya berbentuk segi empat.

Aku heran, seingatku, aku tidak pernah mempunyai benda-benda seperti itu. Ataukah ada anak-anak, atau mungkin orang iseng yang memasukkannya ke satu bajuku? Aku tidak tahu apa arti semua ini.

Selesai menjemur pakaian, ketiga mainana itu kuamati di dalam kamar yang siang itu sangat panas. Entah darimana datangnya, ketika kulihat boneka mini babi itu, seperti ada suara yang mengatakan benda itu adalah rantai babi.

Karena penasaran, aku pun mencobanya. Kugenggam dengan erat. Kuambil silet yang baru, lalu kugoreskan di lenganku sedikit. Ternyata tanganku tidak terluka. Tapi tetap kurasakan sedikit sakit bekas goresannya.

Sore hari, aku pun merasakan sensasi yang aneh. Kepalaku seperti terasa diterpa angin yang kuat dari kiri dan kanan yang datang bersamaan. Tekanan angin itu masuk ke telinga kiri dan kanan. Membuat telingaku hampir pecah rasanya.

Ketika kubacakan lima ayat sekaligus, yakni: Ayat Qursyi, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, dan Al-Fatihah, tiba-tiba tekanan itu berkurang dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Ada lagi yang lebih aneh. Ketika aku melipat celana dan bajuku. Celana dan baju itu ternyata bisa memanjang dan terkadang memendek. Aku tidak tahu apakah itu karena pengaruh penyakit malariaku, sehingga mentalku jadi labil. Tapi aku berusaha terus melipatnya. Karena begitu terus-menerus, akhirnya pakaian itu kubiarkan begitu saja.

Kemudian aku duduk di depan tempat kostku. Kebetulan tetanggaku memberikan sebatang rokok. Ketika kunyalakan sepertinya asap sulit kusedot. Di dalam rokok itu seperti ada sebatang korek api. Rokok itu langsung kubuang.

Tiba-tiba aku merasa menggigil. Aku segera masuk ke kamar dan tidur pakai selimut tebal. Ketika malariaku terasa berkurang, aku duduk di atas tempat tidur. Sambil membaca koran-koran bekas. Pada suatu koran ibukota kubaca judul: "Sisi Mistis Batu Permata". Di situ tertera gambar sebutir permata bening. Bentuknya segi enam memanjang. Anehnya, secara perlahan di dalam permata yang semula kosong, keluar gambar bulan sabit yang melindungi bintang.

Masya Allah, aku pun kaget setengah mati melihat perubahan itu. Korang itu pun langsung kututup. Keringat dingin membasahi tubuhku. Entah mengapa setelah itu aku merasakan darahku berjalan lancar. Penyakit malariaku sepertinya sembuh. Semua keinginanku terkabul. Dari mulai punya rumah sendiri lengkap dengan perabotannya, sepeda motor, handphone dan keluarga yang damai.

Di suatu hari pas senja, ketika aku sedang duduk di pinggir jalan, aku dikerubungi nyamuk yang lumayan banyak. Karena aku memegang jimat ilalang, aku ingin mencobanya. Dalam hati aku meminta bantuan penghuni ilalang itu untuk mengusir nyamuk-nyamuk itu.

Aneh, nyamuk-nyamuk itu pun segera pergi menjauh dan tidak seekorpun yang tertinggal. Malam harinya, aku juga mengalami sensasi aneh. Waktu itu, mungkin karena kegagalanku dalam merantau dan juga kerinduanku untuk pulang kampung, perlahan aku merasakan sepertinya ada suara mengatakan: "Ada sebuah bus yang sedang menunggu di pinggir jalan, dan akan memberangkatkanmu ke Medan."

Aku pun berjalan dari Maluk ke Benete. Selama di perjalanan yang gelap, aku sepertinya diterangi lampu. Sinarnya berbentuk segi empat yang lebarnya satu meter persegi.

Dalam perjalanan ini, di saku celanaku ada bermacam benda aneh yang pernah kutemukan, yakni boneka kecil babi, pistol dan tang. Dan juga satu plastik berisi akar ilalang. Ketika keduanya kumasukkan di kantong kanan, aku merasakan keanehan. Tiba-tiba tali jam tanganku terputus. Kuperbaiki talinya, tetapi tetap juga putus.

Anehnya, ketika kuperiksa kantong celana sebelah kanan, kantong dalamnya yang semula hanya satu, sekarang telah terpisah menjadi dua kantong. Perasaanku mengatakan, kedua kedua benda itu tidak mau ditempatkan pada satu tempat.

Setelah babi, pistol dan tang kupindahkan di kantong sebelah kiri, jam tanganku tidak putus lagi. Kantong dalam celana sebelah kanan kembali jadi satu kantong. Aneh sekali!

Aku terus berjalan. Setelah beberapa langkah berjalan, aku merasakan kakiku seperti dijerat akar hidup. Akar itu sepertinya bergerak sendiri dan membelit kedua kakiku. Aku berusaha keras melepaskan belitannya.

Setelah berhasil, kembali kulanjutkan perjalananku. Sementara di kejauhan beberapa ekor anjing tidak henti-hentinya menggonggong. Selama berjalan, aku selalu menyapa orang yang kutemui dengan Assalammu'alaikum.

Anehnya, saat kucoba menyuruh dalam hati agar mobil yang kutemui berjalan zig-zag, maka dengan aneh mobil itu pun berjalan zig-zag. Ketika kusuruh mematikan dan menghidupkan lampu, itu pun juga dterjadi. Ketika mobil lain yang lewat kusuruh meminggir, mobil itu pun minggir.

Dalam perjalanan ini juga aku bertemu dengan tukang ojek yang berkumpul. Mereka sedang asyik ngobrol dipinggir jalan. Ada sekitar lima orang. Aku memandangi mereka. Seorang diantara tukang ojek itu tiba-tiba kepalanya berubah seperti kepala babi.

Aku sangat kaget melihat perubahan itu. Apakah tukang ojek itu menganut pesugihan Babi Ngepet? Atau memang tingkah lakunya serakah seperti babi? Entahlah. Aku pun terus berjalan.

Kebetulan ada tukang ojek yang pulang dan bertemu denganku. Kusapa dengan Assalammu'alaikum. Dia pun berteriak kesal "Huuuaaah...!!" Dengan keras. Wajahnya berubah menyeramkan seperti hantu. Aku merinding melihatnya.

Setelah jauh berjalan, akhirnya sampailah aku ke sebuah bus yang sedang parkir di pinggir jalan yang gelap. Lagi-lagi suara itu mengatakan bahwa bus itulah yang sedang menungguku. Ketika aku mengucapkan Basmallah 3x di depan pintunya, aneh pintu bus itu terbuka sendiri.

Lalu aku masuk ke dalamnya. Kulihat lima orang penumpang yang masing-masing duduk terpisah. Satu bangku satu orang. Semuanya bertanduk. Ada yang kepalanya mirip kepala kambing, lembu, rusa dan kerbau. Mereka semua membisu. Dan tidak ada satu pun yang menoleh ke arahku. Aku langsung merinding dan segera turun dari bus itu. Aku pun segera kembali ke rumah kostku. Anehnya, aku langsung tertidur pulas. Mungkin karena lelah setelah melalui perjalanan yang sangat musykil.

Keesokan paginya, aku terbangun sekitar pukul 5.00 pagi. Aku berolahraga jalan santai. Di jalan, aku menemukan dua lembar tiket angkutan umum menuju Mataram. Ketika hari mulai terang, aku menukarkan kedua tiket ke loket pembelian. Dengan uang itu, aku mengambil slide photo yang sebelum kucetak.

Namun, aku menemukan keanehan ketika kulihat di kantong kertas bagian dalam tempat foto. Disitu jelas tertulis: "Gugus Gerung 2003", yang berisikan angka-angka togel yang akan keluar. Tapi sulitnya, disitu banyak lagi yang harus dikerjakan seperti mengali, mengurang dan menambah.

Aku terus berjalan. Sekitar pukul 7.00 pagi, aku pulang ke tempat kostku. Di tengah perjalanan pulang itu, ada seorang tukang ojek menghampiriku. Dia menawarkan jasa untuk mengantarkanku pulang. Aku mengatakan bahwa aku tidak punya uang. Dia bilang, "Nggak usah bayar"

Aku segera naik ke sepeda motornya. Aku tidak tahu apakah ini pengaruh benda-benda aneh yang kukantongi. Setelah sampai ke tujuan, entah dari mana datangnya, aku mengatakan kepadanya; "Semoga Bapak dan keluarga selalu sehat, dilindungi Tuhan dan lancar rejekinya."

Tukang ojek itu senang sekali mendengar kata-kataku. "Hanya kata-kata itulah yang kutunggu dari Bapak!" Katanya sambil memelukku.

Sorenya aku mendapat hadiah berupa VCD berisi film Bruce Lee, Jet Lee, Steven Seagel dari seorang tetangga. Yang anehnya, di dalamnya ada gambar orang yang sedang duduk seperti Bob Marley dengan sepasang anak kecil. Satu laki-laki, satu perempuan.

Suara gaib mengatakan bahwa kelak bila anakku lahir, wajahnya mirip dengan kedua anak itu. Dan bila gambar itu direndam air dan diminumkan kepada wanita yang sulit melahirkan, akan mudah melahirkan.

Kejadian gaib lain yang kualami, di dekat rumah kostku, aku melihat di siang hari, ada dua jembatan yang berdekatan. Jembatan yang satu tidak pernah dipakai lagi karena rusak dan terbelah dua. Dan disebelahnya sudah ada yang baru sebagai gantinya.

Jembatan inilah yang setiap hari dilewati kendaraan, yang terletak dekat studio Indra Photo, Maluk, Sumbawa. Pada siang hari yang terik, aku sering sering memancing ikan, udang, kepiting di bekas jembatan rusak itu.

Suatu malam, aku berdiri diatas jembatan yang baru, anehnya aku tidak melihat sama sekali jembatan yang lama. Yang kulihat hanyalah kegelapan. Walaupun di sekitar tempat itu banyak lampu menyala, karena di pinggir sungai itu ada sederatan rumah-rumah penduduk.

Ketika aku pulang dan melihat ke depan rumah kost, juga kutemukan keanehan. Tidak ada rumah penduduk. Semua kelihatan gelap. Walaupun di sekitar situ banyak lampu yang dinyalakan.

Malam berikutnya, aku pergi melihat jembatan lama yang dekat rumah kostku itu. Secara perlahan, nampaklah sekumpulan makhluk halus berjalan di antara kegelapan. Mereka bertubuh pendek, tanpa alas kaki, perut buncit dan telinganya runcing panjang, berkulit pucat.

Mereka tidak memakai baju, hanya cawat pengganti celana. Aku kaget melihat kenyataan itu. Seakan tabir rahasia yang melingkupi jembatan lama dan tanah di depan rumah kostku mulai tersingkap. Kedua tempat itu rupanya tempat sekelompok jin.

Padahal sebelumnya aku tidak tahu sama sekali masalah itu. Aku juga tidak tahu apakah hal ini pengaruh jimat ilalang atau karena aku beberapa hari tidak selera makan sehingga aku bisa melihat yang tidak bisa dilihat orang kebanyakan.

Kata penduduk yang tinggal disitu, jembatan yang dibangun terbelah dua setelah beberapa minggu dibangun. Setelah terbelah tanpa ada kesalahan tehnis, akhirnya pimpro jembatan menanyakan ke orang pintar. Orang itu mengatakan bahwa daerah jembatan yang terbelah itu merupakan jalan raya dan perumahan bagi kelompok jin.

Jika mau mendirikan jembatan, agar tidak terbelah, sebaiknya dipindahkan beberapa meter di samping jembatan itu. Saran itu pun dituruti. Sehingga sampai sekarang jembatan yang baru, tetap bisa dipakai dan berdiri kokoh.

Ada warga yang mendirikan rumah makan disamping jembatan yang terbelah dua itu. Aku juga masih sempat membantu untuk memasang tiang pancang dan rusuk-rusuk rumah itu. Sehabis membangun rumah makan itu, Bapak yang punya rumah makan itu membersihkan alang-alang dan rumput liar di sekitar warungnya. Katanya untuk tempat parkir tukang ojek yang akan jadi langganan warungnya.

Dua hari setelah tempat itu dibersihkan, Bapak itu pun sakit. Dia tidak bisa menggerkkan badannya. Dia hanya bisa terbaring lesu di tempat tidur. Beberapa orang yang dimintai tolong belum juga mampu mengobatinya. Aku kasihan melihatnya.

Entah bagaimana, aku seperti mempunyai keinginan yang kuat untuk membantunya. Aku melihat dengan jelas, bapak itu dipegangi enam orang makhluk halus penghuni sungai di bawah jembatan rusak itu. Sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.

Setelah keluarga yang menjenguknya pulang, maka tinggal isteri dan anak gadisnya. Aku pun masuk ke kamar si bapak. Sepertinya ada kekuatan gaib yang menuntunku. Jin-jin itu pun berlarian keluar kamar.

"Sudahlah Bapak bangun. Nggak ada apa-apa!" Kataku sambil menyentuh tangan bapak itu.

Bapak itu pun langsung menggeliat bangun. Kusuruh isterinya egera mengambil air putih dan memberinya minum. Beberapa hari kemudian si Bapak pun sembuh dari penyakitnya.

Sementara itu, setelah aku dinyatakan dokter sembuh total dari penyakit malariaku, sekitar sebulan kemudian kejadian yang kualami kutanyakan kepada orang tua yang mengerti hal-hal gaib. Dia mengatakan, aku diganggu jin-jin penghuni sungai yang ada di bawah jembatan yang terbelah dua dekat rumah kostku. Dia balas dendam dan menggangguku ketika aku terkena malaria. Karena tindakanku telah mengganggu mereka. Aku bersusaha mengingat-ingat hal yang telah kulakukan di sekitar jembatan atau sungai itu.

Biasanya pada siang hari yang terik, aku sering buang hajat di pinggir sungai itu. Kebetulan ada lubang sebesar permukaan gelas di pinggir sungai. Lubang-lubang itu sangat banyak. Yang dibuat kepiting-kepiting batu yang besar dan berwarna merah kekuningan.

Tidak ada seorangpun yang berani melakukannya. Penduduk disekitar itu bilang, kepiting itu beracun. Terkadang aku mencari udang di sepanjang sungai itu dengan senter di malam hari. Sering aku membunuh ular air yang kutemui ketika mencari udang. Dan juga membunuh biawak yang berkeliaran di sekitar sungai itu.

Hal ini ternyata mengganggu aktivitas mereka. Yang memang dimulai malam hari. Di antara jin yang balas dendam itu, ada juga makhluk halus yang baik. Mereka kasihan dan tidak tega melihat aku dipermainkan dan disiksa mereka dalam keadaan sakit malaria, menganggur dan menderita.

Mereka datang membantuku berbentuk keempat benda ajimat itu. Seandainya aku masuk ke bus yang menungguku, maka aku akan sampai ke rumahku yang di Medan dalam sekejap mata. Karena kendaraan itu dapat menembus dimensti ruang dan waktu.

Bapak paranormal yang menolongku merasa kasihan melihat penderitaanku. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupku, diamenasehatiku agar rajin prihatin seperti puasa, ibadah, sabar dan selalu berdoa kepada Allah SWT.
Sampai sekarang aku merasa bersyukur masih diberikan Tuhan keselamatan dan kesehatan. Maha Agung Allah dengan segela ciptaanNya. Amin...!

Related Post



Tidak ada komentar:

Postingan Populer