Fadhil bin ‘Iyadh adalah salah seorang tokoh (syeikh) tarekat, ia mempunyai seorang murid kesayangan, ia tergolong murid yang paling alim di antara murid-murid yang lain. Saat menjelang kematiannya sang guru datang kepadanya dan duduk di dekat kepalanya. Ketika sang guru hendak membacakan surat Yasin, sang murid berkata: Wahai guruku, jangan bacakan surat ini. Sang guru terdiam, lalu membimbingnya agar membaca: Lailaha illallah. Sang murid juga menolaknya dan berkata: aku tidak mau membacanya, karena aku tidak menyukainya. Akhirnya sang murid menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan seperti itu. Sang guru benar-benar merasa heran menyaksikan keadaan murid kesayangannya.
Kemudian sang guru pulang dan masuk ke kamarnya, ia berdiam diri di kamarnya, lalu ia bermimpi muridnya dicampakkan ke neraka Jahannam.
Dalam mimpinya ia bertanya kepada murid kesayangannya: Mengapa Allah mencabut makrifat darimu, padahal kamu termasuk muridku yang paling alim?
Ia menjawab: Allah mencabut makrifatku karena tiga hal:
Pertama: karena namimah (mengadu-domba), aku berkata kepada sahabat-sahabatku berbeda dengan apa yang aku katakan padamu.
Kedua: karena hasud, aku dengki kepada sahabat-sahabatku.
Ketiga: Aku pernah berkonsutasi pada seorang dokter tentang penyakitku, aku bertanya kepadanya tentang penyakitku. Dokter itu berkata: penyakitmu tak akan terobati kecuali kamu harus minum khomer. Demi kesembuhan penyakitku, aku ikuti nasehat dokter, dan aku minum khomer.
Tiga hal itulah yang menyebabkan aku suul khatimah, mengakhiri hidup dengan keburukan. (kitab Safinah al-Bihar 2: 727)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar