Ummu Salamah RA

Memuat...
Ummu Salamah RA berperang bersama Rasulullah SAW pada tujuh peperangan. Ummu Salamah RA menjadi contoh bagi wanita-wanita yang beriman agar mengetahui kewajiban mereka dan menunaikannya. Di bawah ini akan saya sebutkan bukti-bukti yang menunjukkan keikutsertaan Ummu Salaman RA dalam beberapa peperangan itu.

1. Perang Al-Murisi’ (Bani Mushthaliq)
Ketika Rasulullah SAW mengetahui bahwa Bani Al-Mushthaliq hendak memerangi beliau, beliau memerangi mereka terlebih dahulu pada bulan Sya’ban tahun 5 H. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW suatu hari berhenti di daerah Al-Murisi’ yaitu (sumber) air, kemudian beliau mendirikan tenda. Dalam peperangan ini Rasulullah mengajak ‘Aisyah RA dan Ummu Salamah RA. Mereka ikut mempersiapkan perang dan mengangkut bawaan seperti seorang laki-laki.
Diriwayatkan juga dalam Shahih Muslim bahwa Ibnu ‘Aun mengatakan, “Aku menulis surat kepada Nafi’ dan bertanya tentang doa apa yang harus dibaca sebelum perang?” Kemudian Nafi membalas suratku, “Sesungguhnya doa yang kamu maksud sudah ada pada permulaan Islam ketika Rasulullah SAW memerangi Bani Al-Mushthaliq.” Pada waktu itu, Bani Al-Mushthaliq dalam kondisi terlena (gharun), saat mereka memberi minum binatang-binatang ternak mereka, Rasulullah SAW (hanya) memerangi orang-orang yang diperbolehkan diperangi, dan menawan mereka lalu menjadikannya sebagai budak.”

2. Perang Al-Khandaq (Al-Ahzab)
Ummu Al-Mukminin Ummu Salamah RA, menemani Rasulullah di perang Al-Khandaq (Parit) pada tahun 5 H. Dalam perang ini, pasukan Rasulullah sampai di kaki gunung Sila’, yaitu sebuah gunung di atas kota Madinah. Pasukan Rasulullah membelakangi Sila’ dan parit berada diantara Rasulullah dan kaum (musuh). Tenda dari kulit didirikan untuk Rasulullah SAW kemudian beliau duduk diantara ketiga istri beliau yaitu ‘Aisyah, Ummu Salamah dan Zaenab binti Jakhsy.
Pada perang ini, Ummu Salamah RA tidak berpangkutangan, akan tetapi ia membantu Rasulullah SAW. Diriwayatkan dalam sebuah hadits secara terperinci tentang apa yang dilakukan orang-orang muslim dalam perang Al-Khandaq.
Ummu Salamah RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengulang-ulang doa pada perang Al-Khandaq. Ummu Salamah mengatakan, “Aku tidak pernah melupakan apa yang diucapkan Rasulullah SAW pada perang Al-Khandaq ketika beliau membagikan susu kepada pasukan dan bulu-bulu dada beliau lusuh penuh debu. Beliau SAW berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya (sebenar-benar) kebaikan adalah kebaikan akhirat, maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin.”

3. Perang Bani Quraidhah
Ummu Al-Mukminin Ummu Salamah RA, juga menemani Rasulullah SAW pada perang melawan Bani Quraidhah. Hal itu terjadi ketika Rasulullah SAW pulang dari perang Khandaq menuju Madinah. Ketika itu Rasulullah SAW menaruh senjata dan mandi, kemudian datanglah malaikat Jibril dan berkata, “Engkau letakkan senjatamu (Muhammad)? Demi Allah (jika aku menjadi engkau), aku tidak akan meletakkannya. Keluarlah engkau (Muhammad) kepada mereka.” Nabi bertanya, “Kemana wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ke sana!” Jibril menunjuk ke arah Bani Quraidhah. Lalu Nabi SAW pergi ke Bani Quraidhah untuk memerangi mereka.

4. Peperangan Al-Hudaibiyah
Ummu Al-Mukminin Ummu Salamah RA, menemani Rasulullah SAW dalam peperangan Al-Hudaibiyah. Ummu Salamah RA merupakan teman musyawarah yang bijaksana bagi Rasulullah SAW di Hudaibiyah. Hal itu terjadi ketika Rasulullah SAW memasuki tenda Ummu Salamah RA dalam keadaan marah, karena para sahabat beliau tidak mentaati perintah untuk menyembelih binatang kurban kemudian bercukur, yaitu amalan yang menyebabkan seseorang diperbolehkan melepaskan pakaian ihram. Kemudian Ummu Salamah RA menganjurkan kepada Rasulullah agar beliau melakukan penyembelihan hewan terlebih dahulu.

5. Perang Khaibar
Ummu Al-Mukminin Ummu Salamah RA, juga menemani Rasulullah SAW pada perang Khaibar yang terjadi pada tahun 7 H. Pada perang Khaibar, Rasulullah SAW pergi bersama istri beliau Ummu Al-Mukminin Ummu Salamah RA.
Diriwayatkan dari Abdullah Bin Baridah dari ayahnya, ia menyatakan bahwa Ummu Salamah RA ikut berperang pada perang Khaibar. Ketika itu Ummu Salamah RA mengatakan, “Aku mendengar suara pedang mengenai beberapa gigi Marhab.”

6. Fathu Makkah (Terbukanya Kota Makkah)
Rasulullah SAW pergi menyerang kota Makkah Al-Mukaramah pada tahun 8 H. Adapun yang menyebabkan beliau menyerang Makkah adalah orang-orang kafir Quraisy yang mengingkari perjanjian Al-Hudaibiyah, yaitu perjanjian antara Rasulullah SAW dengan orang-orang Quraisy.
Terjadi peperangan antara Bani Bakar –sekutu Quraisy- dan Khaza’ah –sekutu Rasulullah SAW-, dan dalam peperangan itu, orang Quraisy membantu sekutunya dan menyerang Khaza’ah. Peristiwa tersebut terdengar oleh Rasulullah SAW sehingga beliau bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, aku akan sungguh-sungguh melarang mereka dari apa yang jiwa dan ahli baitku dilarang.”
Yang menunjukkan bahwa Ummu Salamah RA menemani Rasulullah SAW dalam fath Al-Makkah adalah keislaman Abu Sufyan bin Al-Harits dan Abdullah bin Umayyah. Ibnu Ishaq mengatakan, “Abu Sufyan dan Abdullah berada di Nabq Al-‘Iqab daerah antara Makkah dan Madinah, lalu keduanya memohon untuk bertemu Rasulullah SAW. Kemudian Ummu Salamah RA menyampaikan kepada Nabi tentang maksud keduanya (Abu Sufyan dan Abdullah) dengan mengatakan, “Wahai Rasulullah, anak pamanmu dan anak bibimu sekaligus iparmu (ingin bertemu).” Nabi berkata, “Aku tidak membutuhkan mereka, anak pamanku telah merusak nama baikku. Adapun anak bibi sekaligus iparku, dialah yang mengatakan kepadaku apa yang telah ia katakan (fitnahkan) di Makkah.” Ibnu Ishaq selanjutnya mengatakan, “Setelah jawaban Nabi tersebut disampaikan kepada keduanya, Abu Sufyan yang ketika itu bersama anaknya mengatakan, “Demi Allah, izinkanlah aku (bertemu) atau aku ajak anakku ini, kemudian kami pergi ke tanah lapang (padang pasir) sehingga kami mati kehausan dan kelaparan.” Ketika hal itu sampai kepada Rasulullah, beliau kasihan kepada keduanya dan mengijinkan mereka bertemu. Setelah pertemuan tersebut, keduanya menyatakan diri memeluk agama Islam.”

7. Perang Thaif
Perang Thaif terjadi pada tahun 8 H. Sebab terjadinya perang Thaif adalah Rasulullah mengetahui bahwa Malik bin ‘Auf dan beberapa orang bangsawan dari golongan mereka, mengadakan pertemuan di Thaif, setelah kekalahan mereka dari Rasulullah SAW pada perang Hunain.
Dalam perang ini ada dua istri Nabi SAW ikut, salah satunya Ummu Salamah RA. Kemudian Rasulullah SAW mendirikan dua tenda untuk keduanya dan Rasulullah SAW shalat diantara dua tenda tersebut.
Ketika Rasulullah SAW memasuki tenda Ummu Salamah RA dan di sebelahnya terdapat saudara laki-laki Ummu Salamah yaitu Abdullah dan seorang laki-laki yang bergaya perempuan (banci). Kemudian banci tersebut berkata, “Wahai Abdullah, jika besok Allah memberikan kemenangan di Thaif, maka anak perempuan Ghailan menjadi bagianmu. Ia menerima empat dan menolak depalan.”
Setelah melihat beberapa buku sejarah yang menerangkan tentang peperangan, tidak ditemukan bahwa Ummu Salamah RA terlibat dalam peperangan setelah Rasulullah wafat. ia menetap dan tinggal di Madinah dan mengajar orang-orang yang ingin belajar tentang agama Islam.
Saya yakin –Wallahu A’lam bi Ash-Shawab- bahwa Ummu Salamah RA tidak terlibat dalam perang, karena mengikuti perintah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ummu Salamah RA, Rasulullah SAW pada haji Wada’ mengatakan, ”Sesungguhnya ia (Ummu Salamah) sekarang ini menunaikan ibadah haji, dan setelah itu ia akan tinggal di rumah.”

Related Post



Tidak ada komentar:

Postingan Populer