Memuat...
lbn Khaldun, seorang filsuf sejarah yang berbakat dan cendekiawan terbesar pada zamannya, salah seorang pemikir terkermuka yang pemah dilahirkan. Sebelum Khaldun, sejarah hanya berkisar pada pencatatan sederhana dari kejadian-kejadian tanpa ada pembedaan antara yang fakta dan hasil rekaan.
Sebagai pendiri ilmu pengetahuan sosiologi, lbn Khaldun secara khas membedakan cara memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-alasan untuk mendukung kejadian-kejadian yang nyata. Seorang kritikus Barat terkemuka mengatakan, "Tak ada satu pun dalam perbendaharaan sastra Kristen dari masa Abad Pertengahan yang pantas disejajarkan dengan sejarahnya lbn Khaldun dan tak satu pun sejarawan Kristen yang menulis sebuah versi dengan begitu gamblang dan tepat mengenai negara Islam."
Nenek moyang lbn Khaldun mungkin berasal dari golongan Arab Yaman di Hadramaut, tapi ia dilahirkan di Tunis pada tanggal 27 Mei 1332 M. Di situlah keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol Moor. Khaldun memiliki karier bermacam-macam pada masa mudanya. Secara aktif dia ambil bagian dalam kancah politik yang penuh intrik di kerajaan-kerajaan kecil di Afrika Utara. Secara bergantian dialaminya masa-masa menyenangkan atau pun celaka karena ulah penguasa, dan ada saat-saat di mana terpaksa ia bersembunyi di Granada yang jauh. Semangat revolusionernya tumbuh karena kemuakan akan politik yang kotor pada masa-masa itu sehingga membuatnya mundur sebentar selama kurang lebih empat tahun di pinggiran Kota Tunis. Di tempat itu ia menyelesaikan Muqaddimah, tahun 1377 M. Kemudian pindah ke Tunis untuk menyelesaikan karyanya yang monumental, Kitab al-l'bar (Sejarah Dunia), dengan perolehan bahan-bahan dari perpustakaan kerajaan. Setelah menjalani hidup penuh petualangan di Afrika Utara, pemikir besar ini kemudian berlayar ke negeri Mesir tahun 1382 M.
Sebelum ia menginjakkan kaki di tanah Mesir, ternyata karyanya sudah sampai terlebih dahulu di sana, karenanya ia disambut meriah oleh kalangan sastrawan di Kairo. Tidak lama kemudian, datang undangan untuk berceramah di Masjid al-Azhar yang tersohor itu, lalu diterima oleh Raja Mesir dan mengangkatnya sebagai Hakim Maliki. Tapi jabatan ini menimbulkan intrik dan persaingan di Istana sehingga terpaksa dilepaskan. Namun Raja mengangkatnya lagi sampai enam kali, meskipun setiap kali ia harus tergeser.
Di negerinya yang baru itu lbn Khaldun memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Tamerlane (Tmiurlenk) setelah Syria diserbu dan diadakan perjanjian perdamaian dengan Raja Mesir. Timurlenk terkesan sekali akan kepandaian dari kefasihan lbn Khaldun, tokoh yang naeninggal tahun 1406 M.
lbn Khaldun telah memperoleh tempat tersendiri di antara para ahli filsafat sejarah. Sebelum dia, sejarah hanyalah sekadar deretan peristiwa yang dicatat secara kasar tanpa membedakan mana yang fakta dan mana pula yang bukan fakta. lbn Khaldun sangat menonjol di antara sejarawan lainnya, karena memperlakukan sejarah sebagai ilmu, tidak hanya sebagai dongeng. Dia menulis sejarah dengan metodenya yang baru untuk menerangkan, memberi alasan, dan mengembangkannya sebagai sebuah filsafat sosial. Ketika menerangkan tentang seni menulis sejarah, lbn Khaldun berkata dalam bukunya Muqaddimah, "Hanya dengan penelitian yang saksama dan penerapan yang terjaga baik kita bisa menemukan kebenaran serta menjaga diri kita sendiri dari kekhilafan dan kesalahan. Kenyataannya, jikalau kita hanya ingin memuaskan diri kita dengan membuat reproduksi dari catatan yang diwariskan melalui adat isdadat atau tradisi tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang muncul karena pengalaman, prinsip-prinsip yang mendasar dari seni memerintah, alam, kejadian-kejadian, dan budaya di suatu tempat atau pun hal-hal yang membentuk ciri masyarakat: jikalau kita tidak mau menimbang berbagai peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu dengan perisdwa-peristiwa yang terjadi di depan mata kita; jikalau kita tidak mau membandingkan yang lalu dengan saat ini, maka akan sulit bagi kita untuk bisa menghindari kesalahan dan tersesat dari jalan kebenaran."
Sebagai pelopor sosiologi, sejarah filsafat, dan ekonomi politik, karya-karyanya memiliki keaslian (keorisinilan) yang menakjubkan. "Kitab al-l'bar" termasuk al-Taarif adalah buku sejarahnya yang monumental, berisi Muqaddimah serta otobiografinya. Bukunya dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertamanya terkenal dengan sebutan Mukaddimah. Bagian ini membicarakan perihal masyarakat, asal-usulnya, kedaulatan, lahirnya kota-kota dan desa-desa, perdagangan, cara orang mencari nafkah, dan ilmu pengetahuan. Bagian ini merupakan bagian yang terbaik dari bukunya di mana si penulis sampai pada puncak kreativitasnya, meninjau subyek-subyek yang berbeda seperti ekonomi politik, sosiologi dan sejarah secara orisinil dan memikat. Beberapa hal yang dibicarakan dalam Muqadimah juga dibicarakan oleh pendahulu-pendahulunya. Akan tetapi lbn Khaldun membicarakannya dengan bentuk-bentuk yang lebih logis buat teori-teorinya.
Pernyataan Farabi mengenai asal-usul kota dan desa-desa hanya merupakan teori belaka, sedangkan lbn Khaldun melihatnya dari sudut pandangan sosial. Menurut lbn Khaldun, ilmu pengetahuan al-Umran atau sosiologi tidak pernah ada sebelumnya. Sosiologi hanya dibicarakan secara tidak mendalam dalam "Politik "-nya Aristoteles. Tulisan yang menarik dalam Mukadimah adalah teori tentang al-Asabiyah yang membicarakan perihal keningratan serta pengaruh-pengaruh garis keturunan di antara suku-suku nomad (pengembara).
Bagian ketiga, membicarakan negara dan kedaulatan serta merupakan isi terbaik dari buku ini. Dalam bagian ini si pengarang mengemukakan teori-teori politiknya yang maju, yang mempengaruhi karya-karya para pemikir politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico. Karya Machiavelli, Pangeran, yang ditulis ketika masa pergolakan di Italia, seratus tahun kemudian, mirip sekali dengan Mukadimah. Dan mungkin sekali penulis Italia tersebut telah meminjam beberapa gagasan dari buku lbn Khaldun. Prof. Gumplowicz mengatakan, "Pada tingkat apa pun, prioritas haruslah diberikan pada ahli sosiologi Arab ini, yakni, yang berkenaan dengan pikiran yang diketengahkan Machiavelli kepada penguasa-penguasa dalam bukunya Pangeran, seratus tahun kemudian. Colosia berkata, "Jikalau orang Florence ini memberikan instruksi kepada kita mengenai seni memerintah rakyat, dia melakukannya sebagai seorang politikus yang berpandangan jauh. Tetapi orang Tunisia itu (lbn Khaldun) mampu menembus ke dalam fenomena sosial sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam ilmunya. Inilah sebuah fakta yang mendorong kita untuk melihat karya-karyanya sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak pernah dikenal pada masa hidupnya itu."
Kesukaan lbn Khaldun untuk selalu mengadakan penyelidikan itu diimbangi dengan bakatnya yang luar biasa. la menyimpulkan perihal "kualitas seorang penguasa" dengan kata-kata sebagai berikut, "Penguasa itu ada untuk kebaikan rakyatnya. Kebutuhan akan adanya penguasa itu timbul dari kenyataan bahwa manusia haruslah hidup bersama, dan tanpa seorang yang menjaga ketertiban, maka masyarakat akan pecah berantakan."
Bagian kedua Kitab-al-l'bar, terdiri dari empat jilid, yakni yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima, membicarakan sejarah bangsa Arab dan orang-orang Muslim lainnya dan juga dinasti-dinasti pada masa itu, termasuk dinasti-dinasti Syria, Persia, Seljuk, Turki, Yahudi, Yunani, Romawi, dan Prancis. Karya sejarahnya yang sebenarnya mulai dari jilid kedua, yang membicarakan orang-orang Yahudi, Yunani, Romawi, dan Persia pada masa pra-lslam. Kedatangan Islam, kehidupan Nabi dan sejarah Khalifah ar-Rasyidun ditulis pada suplemen khusus jilid kedua. Jilid ketiga membahas secara mendetail kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Yang keempat berisi sejarah kaum Fadmiyah di Mesir dan orang-orang Moor di Spanyol sampai pada masa kekuasaan Seljuk, Perang Sabil, dan sejarah dinasti Mamluk di Mesir sampai pada akhir abad ke-8 Hijriyah. Sumber-sumber yang dipakai dalarn jilid ini mungkin bisa dilacak sampai pada karya-karya sejarah lbn Hasham, Mas'udi, dan Tabari.
Bagian ketiga Kitab-al-1'bar, terdiri dari dua jilid, yakni yang keenam dan ketujuh, dengan jelas membicarakan sejarah bangsa Barbar dan suku-suku tetangganya, serta berisi pula otobiografi si pengarang yang dinamakan Al-Taafi. Sejarah kaum Barbar menggambarkan secara terinci asal-usul mereka, kebesaran, kerajaan dan dinasti-dinasti di Afrika Utara. Dengan bekal pengetahuan yang diperoleh dari tangan pertama mengenai daerah tersebut serta penduduknya, si pengarang telah berhasil membicarakan pokok-pokok telaahnya itu dengan begitu hebat. Pembicaraannya sangat tepat dan faktual. lbn Khaldun telah memperkcil kehebatan prestasi orang Arab, baik dalam wilayah taklukannya maupun dalam ilmu pengetahuan. Di pihak lain dia besarkan "mutu" orang Barbar. Bagian keenam, merupakan bagian terbesar dari jilid yang ketujuh, membicarakan sejarah kaum Barbar.
Kitab-al-l'bar ditutup dengan beberapa bab mengenai kehidupan si pengarang dan dikenal dengan nama al-Taarfi (otobiografi. Riwayat hidup ini dimulai dengan kelahirannya dan diteruskan sampai tahun 797 Hijriyah). Ada kutipan lain dari al-Taarfi yang tersimpan baik di Mesir. Kutipan ini menceritakan kejadian-kejadian dalam hidupnya sampai beberapa bulan sebelum ajalnya tiba. lbn Khaldun telah menerapkan suatu metode yang lebih ilmiah dalam penyusunan otobiografi, terpisah dalam bab-bab tapi saling berhubungan satu sama lain.
Sebelum dia, otobiografi biasanya ditulis dalam bentuk buku harian berisi peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya satu sama lainnya. lbn Khaldun adalah yang pertama kali menulis otobiografi yang panjang tetapi sistematik. Para pendahulunya, seperti al-Khatib dan al-Suyuti menulis otobiografinya secara pendek, bersifat formal dan hambar. Sedang milik lbn Khaldun merupakan sebuah pengakuan jujur mengenai perbuatan-perbuatan maupun kesalahan-kesalahan dari sebuah pribadi yang dinamik, yang diketengahkan dengan bahasa yang amat menarik. Si pengarang telah menggambarkan kariernya dengan keterusterangan yang istimewa dan penuh kebebasan. Inilah yang menyebabkan mengapa otobiografinya menjadi karya paling menarik serta mengesankan. Kekhilafan moral bukanlah hal yang luar biasa dalam pribadi-pribadi yang besar, dan karena itu, jika dilihat prestasi mereka, secara keseluruhan tidaklah berarti. Al-Taarif mungkin bisa dengan leluasa dibandingkan dengan otobiografinya Benvenutti Cellini, seniman Italia terkernuka. Keduanya sama-sama terbuka.
Baru pada abad ke-19, setelah buku-bukunya diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa Eropa, baru memberi kemungkinan kepada orang Barat untuk mengakui kebesaran sejarawan ini dan menghargai orisinalitas pikiran-pikirannya. Dr. Boer menulis, "lbn Khaldun, tak pelak lagi, adalah orang pertama yang mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu kemasyarakatan, dengan alasan adanya sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu, iklim, alat produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada pembentukan cara berpikir manusianya dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap majunya peradaban, dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam dirinya sendiri."
Dengan demildan, Barat yang di-"buka" sangatlah berutang budi pada orang Tunisia yang cendekia ini, karena bimbingan yang diberikannya dalam bidang sosiologi itu. Juga ekonomi serta sejarah telah membuka jalan bagi perkembangan berikutnya dari ilmu-ilmu tersebut.
Sumber: Seratus Muslim Terkemuka,Jamil Ahmad
Sebagai pendiri ilmu pengetahuan sosiologi, lbn Khaldun secara khas membedakan cara memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-alasan untuk mendukung kejadian-kejadian yang nyata. Seorang kritikus Barat terkemuka mengatakan, "Tak ada satu pun dalam perbendaharaan sastra Kristen dari masa Abad Pertengahan yang pantas disejajarkan dengan sejarahnya lbn Khaldun dan tak satu pun sejarawan Kristen yang menulis sebuah versi dengan begitu gamblang dan tepat mengenai negara Islam."
Nenek moyang lbn Khaldun mungkin berasal dari golongan Arab Yaman di Hadramaut, tapi ia dilahirkan di Tunis pada tanggal 27 Mei 1332 M. Di situlah keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol Moor. Khaldun memiliki karier bermacam-macam pada masa mudanya. Secara aktif dia ambil bagian dalam kancah politik yang penuh intrik di kerajaan-kerajaan kecil di Afrika Utara. Secara bergantian dialaminya masa-masa menyenangkan atau pun celaka karena ulah penguasa, dan ada saat-saat di mana terpaksa ia bersembunyi di Granada yang jauh. Semangat revolusionernya tumbuh karena kemuakan akan politik yang kotor pada masa-masa itu sehingga membuatnya mundur sebentar selama kurang lebih empat tahun di pinggiran Kota Tunis. Di tempat itu ia menyelesaikan Muqaddimah, tahun 1377 M. Kemudian pindah ke Tunis untuk menyelesaikan karyanya yang monumental, Kitab al-l'bar (Sejarah Dunia), dengan perolehan bahan-bahan dari perpustakaan kerajaan. Setelah menjalani hidup penuh petualangan di Afrika Utara, pemikir besar ini kemudian berlayar ke negeri Mesir tahun 1382 M.
Sebelum ia menginjakkan kaki di tanah Mesir, ternyata karyanya sudah sampai terlebih dahulu di sana, karenanya ia disambut meriah oleh kalangan sastrawan di Kairo. Tidak lama kemudian, datang undangan untuk berceramah di Masjid al-Azhar yang tersohor itu, lalu diterima oleh Raja Mesir dan mengangkatnya sebagai Hakim Maliki. Tapi jabatan ini menimbulkan intrik dan persaingan di Istana sehingga terpaksa dilepaskan. Namun Raja mengangkatnya lagi sampai enam kali, meskipun setiap kali ia harus tergeser.
Di negerinya yang baru itu lbn Khaldun memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Tamerlane (Tmiurlenk) setelah Syria diserbu dan diadakan perjanjian perdamaian dengan Raja Mesir. Timurlenk terkesan sekali akan kepandaian dari kefasihan lbn Khaldun, tokoh yang naeninggal tahun 1406 M.
lbn Khaldun telah memperoleh tempat tersendiri di antara para ahli filsafat sejarah. Sebelum dia, sejarah hanyalah sekadar deretan peristiwa yang dicatat secara kasar tanpa membedakan mana yang fakta dan mana pula yang bukan fakta. lbn Khaldun sangat menonjol di antara sejarawan lainnya, karena memperlakukan sejarah sebagai ilmu, tidak hanya sebagai dongeng. Dia menulis sejarah dengan metodenya yang baru untuk menerangkan, memberi alasan, dan mengembangkannya sebagai sebuah filsafat sosial. Ketika menerangkan tentang seni menulis sejarah, lbn Khaldun berkata dalam bukunya Muqaddimah, "Hanya dengan penelitian yang saksama dan penerapan yang terjaga baik kita bisa menemukan kebenaran serta menjaga diri kita sendiri dari kekhilafan dan kesalahan. Kenyataannya, jikalau kita hanya ingin memuaskan diri kita dengan membuat reproduksi dari catatan yang diwariskan melalui adat isdadat atau tradisi tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang muncul karena pengalaman, prinsip-prinsip yang mendasar dari seni memerintah, alam, kejadian-kejadian, dan budaya di suatu tempat atau pun hal-hal yang membentuk ciri masyarakat: jikalau kita tidak mau menimbang berbagai peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu dengan perisdwa-peristiwa yang terjadi di depan mata kita; jikalau kita tidak mau membandingkan yang lalu dengan saat ini, maka akan sulit bagi kita untuk bisa menghindari kesalahan dan tersesat dari jalan kebenaran."
Sebagai pelopor sosiologi, sejarah filsafat, dan ekonomi politik, karya-karyanya memiliki keaslian (keorisinilan) yang menakjubkan. "Kitab al-l'bar" termasuk al-Taarif adalah buku sejarahnya yang monumental, berisi Muqaddimah serta otobiografinya. Bukunya dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertamanya terkenal dengan sebutan Mukaddimah. Bagian ini membicarakan perihal masyarakat, asal-usulnya, kedaulatan, lahirnya kota-kota dan desa-desa, perdagangan, cara orang mencari nafkah, dan ilmu pengetahuan. Bagian ini merupakan bagian yang terbaik dari bukunya di mana si penulis sampai pada puncak kreativitasnya, meninjau subyek-subyek yang berbeda seperti ekonomi politik, sosiologi dan sejarah secara orisinil dan memikat. Beberapa hal yang dibicarakan dalam Muqadimah juga dibicarakan oleh pendahulu-pendahulunya. Akan tetapi lbn Khaldun membicarakannya dengan bentuk-bentuk yang lebih logis buat teori-teorinya.
Pernyataan Farabi mengenai asal-usul kota dan desa-desa hanya merupakan teori belaka, sedangkan lbn Khaldun melihatnya dari sudut pandangan sosial. Menurut lbn Khaldun, ilmu pengetahuan al-Umran atau sosiologi tidak pernah ada sebelumnya. Sosiologi hanya dibicarakan secara tidak mendalam dalam "Politik "-nya Aristoteles. Tulisan yang menarik dalam Mukadimah adalah teori tentang al-Asabiyah yang membicarakan perihal keningratan serta pengaruh-pengaruh garis keturunan di antara suku-suku nomad (pengembara).
Bagian ketiga, membicarakan negara dan kedaulatan serta merupakan isi terbaik dari buku ini. Dalam bagian ini si pengarang mengemukakan teori-teori politiknya yang maju, yang mempengaruhi karya-karya para pemikir politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico. Karya Machiavelli, Pangeran, yang ditulis ketika masa pergolakan di Italia, seratus tahun kemudian, mirip sekali dengan Mukadimah. Dan mungkin sekali penulis Italia tersebut telah meminjam beberapa gagasan dari buku lbn Khaldun. Prof. Gumplowicz mengatakan, "Pada tingkat apa pun, prioritas haruslah diberikan pada ahli sosiologi Arab ini, yakni, yang berkenaan dengan pikiran yang diketengahkan Machiavelli kepada penguasa-penguasa dalam bukunya Pangeran, seratus tahun kemudian. Colosia berkata, "Jikalau orang Florence ini memberikan instruksi kepada kita mengenai seni memerintah rakyat, dia melakukannya sebagai seorang politikus yang berpandangan jauh. Tetapi orang Tunisia itu (lbn Khaldun) mampu menembus ke dalam fenomena sosial sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam ilmunya. Inilah sebuah fakta yang mendorong kita untuk melihat karya-karyanya sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak pernah dikenal pada masa hidupnya itu."
Kesukaan lbn Khaldun untuk selalu mengadakan penyelidikan itu diimbangi dengan bakatnya yang luar biasa. la menyimpulkan perihal "kualitas seorang penguasa" dengan kata-kata sebagai berikut, "Penguasa itu ada untuk kebaikan rakyatnya. Kebutuhan akan adanya penguasa itu timbul dari kenyataan bahwa manusia haruslah hidup bersama, dan tanpa seorang yang menjaga ketertiban, maka masyarakat akan pecah berantakan."
Bagian kedua Kitab-al-l'bar, terdiri dari empat jilid, yakni yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima, membicarakan sejarah bangsa Arab dan orang-orang Muslim lainnya dan juga dinasti-dinasti pada masa itu, termasuk dinasti-dinasti Syria, Persia, Seljuk, Turki, Yahudi, Yunani, Romawi, dan Prancis. Karya sejarahnya yang sebenarnya mulai dari jilid kedua, yang membicarakan orang-orang Yahudi, Yunani, Romawi, dan Persia pada masa pra-lslam. Kedatangan Islam, kehidupan Nabi dan sejarah Khalifah ar-Rasyidun ditulis pada suplemen khusus jilid kedua. Jilid ketiga membahas secara mendetail kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Yang keempat berisi sejarah kaum Fadmiyah di Mesir dan orang-orang Moor di Spanyol sampai pada masa kekuasaan Seljuk, Perang Sabil, dan sejarah dinasti Mamluk di Mesir sampai pada akhir abad ke-8 Hijriyah. Sumber-sumber yang dipakai dalarn jilid ini mungkin bisa dilacak sampai pada karya-karya sejarah lbn Hasham, Mas'udi, dan Tabari.
Bagian ketiga Kitab-al-1'bar, terdiri dari dua jilid, yakni yang keenam dan ketujuh, dengan jelas membicarakan sejarah bangsa Barbar dan suku-suku tetangganya, serta berisi pula otobiografi si pengarang yang dinamakan Al-Taafi. Sejarah kaum Barbar menggambarkan secara terinci asal-usul mereka, kebesaran, kerajaan dan dinasti-dinasti di Afrika Utara. Dengan bekal pengetahuan yang diperoleh dari tangan pertama mengenai daerah tersebut serta penduduknya, si pengarang telah berhasil membicarakan pokok-pokok telaahnya itu dengan begitu hebat. Pembicaraannya sangat tepat dan faktual. lbn Khaldun telah memperkcil kehebatan prestasi orang Arab, baik dalam wilayah taklukannya maupun dalam ilmu pengetahuan. Di pihak lain dia besarkan "mutu" orang Barbar. Bagian keenam, merupakan bagian terbesar dari jilid yang ketujuh, membicarakan sejarah kaum Barbar.
Kitab-al-l'bar ditutup dengan beberapa bab mengenai kehidupan si pengarang dan dikenal dengan nama al-Taarfi (otobiografi. Riwayat hidup ini dimulai dengan kelahirannya dan diteruskan sampai tahun 797 Hijriyah). Ada kutipan lain dari al-Taarfi yang tersimpan baik di Mesir. Kutipan ini menceritakan kejadian-kejadian dalam hidupnya sampai beberapa bulan sebelum ajalnya tiba. lbn Khaldun telah menerapkan suatu metode yang lebih ilmiah dalam penyusunan otobiografi, terpisah dalam bab-bab tapi saling berhubungan satu sama lain.
Sebelum dia, otobiografi biasanya ditulis dalam bentuk buku harian berisi peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya satu sama lainnya. lbn Khaldun adalah yang pertama kali menulis otobiografi yang panjang tetapi sistematik. Para pendahulunya, seperti al-Khatib dan al-Suyuti menulis otobiografinya secara pendek, bersifat formal dan hambar. Sedang milik lbn Khaldun merupakan sebuah pengakuan jujur mengenai perbuatan-perbuatan maupun kesalahan-kesalahan dari sebuah pribadi yang dinamik, yang diketengahkan dengan bahasa yang amat menarik. Si pengarang telah menggambarkan kariernya dengan keterusterangan yang istimewa dan penuh kebebasan. Inilah yang menyebabkan mengapa otobiografinya menjadi karya paling menarik serta mengesankan. Kekhilafan moral bukanlah hal yang luar biasa dalam pribadi-pribadi yang besar, dan karena itu, jika dilihat prestasi mereka, secara keseluruhan tidaklah berarti. Al-Taarif mungkin bisa dengan leluasa dibandingkan dengan otobiografinya Benvenutti Cellini, seniman Italia terkernuka. Keduanya sama-sama terbuka.
Baru pada abad ke-19, setelah buku-bukunya diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa Eropa, baru memberi kemungkinan kepada orang Barat untuk mengakui kebesaran sejarawan ini dan menghargai orisinalitas pikiran-pikirannya. Dr. Boer menulis, "lbn Khaldun, tak pelak lagi, adalah orang pertama yang mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu kemasyarakatan, dengan alasan adanya sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu, iklim, alat produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada pembentukan cara berpikir manusianya dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap majunya peradaban, dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam dirinya sendiri."
Dengan demildan, Barat yang di-"buka" sangatlah berutang budi pada orang Tunisia yang cendekia ini, karena bimbingan yang diberikannya dalam bidang sosiologi itu. Juga ekonomi serta sejarah telah membuka jalan bagi perkembangan berikutnya dari ilmu-ilmu tersebut.
Sumber: Seratus Muslim Terkemuka,Jamil Ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar