Berislam Setelah 5 Tahun Murtad

Memuat...
Siang itu (7 Juli 2002) Eros Dai Ibnu Sofa didatangi Pak Mahmud yang meminta kesediaannya memberikan taushiyah pada acara walimatul khitan anaknya di Tanjung Priok. Tanpa pikir panjang, Ketua Divisi Pengkaderan dan Dakwah FAKTA ini berangkat. Dalam taushiyahnya, Ustadz Eros Dai menguraikan hikmah khitan dan keutamaan anak shalih. Ustadz juga mem- peringatkan hadirin agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka, jangan sampai lemah aqidah. Karena orang yang tipis iman adalah sasaran empuk para misionaris salibis. Karenanya, dalam acara itu disampaikan beberapa informasi penting seputar bahaya Gerakan Pemurtadan dan Kristenisasi.

Qadarullah, adik kandung Pak Mahmud yang beragama Kristen turut hadir dalam acara itu. Begitu pula dengan Jamilah yang sudah lima tahun meninggalkan Islam setelah menikah dengan Frenky, aktivis gereja. Uraian panjang lebar sang ustadz menyebabkan mereka merasa gusar. Mereka tidak rela kalau agama mereka (Kristen) dikait-kaitkan dengan kasus pemurtadan di tanah air ini.

Usai acara, Frenky minta waktu untuk memberikan hak jawab dan protes selaku umat Kristiani. Sang ustadz tidak keberatan. Dialog pun disaksikan oleh banyak hadirin. Frenky mengatakan bahwa pada hakikatnya Islam dan Kristen itu sama-sama bertauhid kepada Allah, yang beda adalah konsep syariatnya saja. Ustadz meluruskan, "Setahu saya, Islam dan Kristen itu beda dalam aqidah. Islam bertauhid, sedang Kristen bertrinitas." Frenky tidak membantah. "Mengapa umat Kristen mengimani Trinitas, benarkah Trinitas itu ajaran Yesus?" tanya ustadz. Frenky menjawab, "Benar, tapi saya lupa di mana ayatnya." Ustadz membantu menunjukkan ayat yang dimaksud dengan menyodorkan Alkitab tahun 2000 dan mempersilakan membaca "I Yohanes 5: 7-8". Frenky membaca serius ayat yang dimaksud:

"Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu."

Lalu dia berkomentar bangga, "Jelas, kan, dalam ayat ini Yesus mengajarkan Trinitas".

"Anda yakin dengan ayat ini?" tanya ustadz. "Ya, saya yakin," jawab Frenky. Sesaat ustadz mengeluarkan Alkitab terbitan Katolik dari percetakan Arnoldus Ende tahun 1977. Lalu mempersilakan Frenky membacanya. Di hadapan istrinya yang mantan muslimah, Frenky terperangah luar biasa, setelah mengetahui bahwa ayat Trinitas tersebut dinyatakan palsu oleh gereja. Pada halaman 551 disebutkan dalam catatan kaki, "bagian kalimat antara kurung ini pasti tidak asli. Dia tidak dapat berapologi banyak terhadap ayat palsu itu. Kemudian keduanya diberikan taushiyah. Para hadirin pun dipersilakan berpikir seribu kali untuk masuk Kristen.


Yesus khusus untuk Bani Israel

Pembicaraan berlanjut pada misi Nabi Isa. Ustadz Eros Dai menjelaskan bahwa keliru besar jika Frenky dan Jamilah yang orang Indonesia itu mengaku sebagai pengikut Yesus padahal menurut Al-Qur'an, risalah Nabi Isa khusus untuk Bani Israel. Ketika ditanya mengapa keduanya menjadi Kristen, Frenky menjawab bahwa menurut Alkitab, Yesus untuk seluruh dunia dengan dasar dalil dari Injil Matius 28:19 dan Markus 16:15. Ustadz menjelaskan bahwa lemah sekali, bahkan salah alamat jika kedua ayat tersebut dipakai sebagai dalil. Memang, Matius 28: 19 adalah dalil kuat bahwa misi Yesus adalah untuk seluruh dunia. Karena disebutkan dalam ayat tersebut, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." Tapi, Injil Matius pasal 28 ayat 19 tidak bisa dipakai, karena sebenarnya pasal 28 ini berakhir pada ayat ke 15 yang berbunyi, "Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini." Kalimat ini jelas menunjukkan bahwa Injil Matius berakhir setelah ditutup pada pasal 28 ayat 15. Maka ayat selanjutnya (16-20) adalah tambahan belaka.

Argumentasi selanjutnya, Injil Markus 16:15 berbunyi, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Ayat ini pun tidak bisa dipakai sebagai dalil dalam agama. Karena ayat ini adalah tambahan tulisan tangan manusia, bukan firman Tuhan dan bukan sabda Yesus. Sebab dalam Alkitab terbitan Katolik dari Amoldus Ende tahun 1977 ayat ini diakui sebagai Injil Markus yang tidak asli alias palsu. "Markus 16: 9-20 ini agaknya tidak termasuk Injil Markus yang asli. Mungkin tidak lama setelah Markus terbit, bagian penutup ini dimasukkan sebagai pengganti penutup yang lain" (Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan, hal. 133). Sampai di sini, Frenky hanya manggut-manggut saja seraya berkata, "Ini belum pernah saya dengar di gereja."


Doktrin Kristen, Tuhan pernah jadi orok

Pembicaraan beralih pada masalah ketuhanan Yesus dalam iman Kristiani. Ustadz mengatakan bahwa Yesus adalah nama lain Nabi Isa, seorang Rasul utusan Allah. Frenky menambahkan penjelasan ustadz, "Selain sebagai Rasul, Yesus juga Allah, karena Yesus adalah penjelmaan (inkarnasi) Allah untuk menyelamatkan manusia."

Ustadz balik bertanya, jika Yesus adalah penjelmaan Allah, sejak dan sampai kapan Allah menjadi Yesus? Pertanyaan inilah yang sulit dijawab oleh kalangan Kristen, termasuk Frenky sendiri. Pertanyaan diulangi dengan gaya lain, jika Yesus adalah Tuhan, apakah ketika masih dikandung dalam perut ibunya? Atau ketika dilahirkan melalui liang kemaluan ibunya? Atau ketika nangis, netek, ngompol dan seterusnya? Jika jawabannya "Ya", alangkah lucunya Tuhan Sang Pencipta Yang Maha Kuasa itu pernah dikandung, dilahirkan, netek, ngompol, kencing, dan memiliki sifat-sifat manusia lainnya. Semua pertanyaan tidak akan pernah terjawab dengan benar dan tuntas jika kaca mata yang dipakai adalah teologi Kristiani, kecuali dikembalikan kepada konsep Al-Qur'an yang menegaskan bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus hanya kepada Bani Israel dan dia tidak mati disalib (QS. an-Nisaa': 157).

Mendengar paparan yang mudah dicerna, masuk akal, dan tidak terbantah, spontanitas Jamilah menangis di hadapan kakak kandungnya, minta bersyahadat. Dia merasa selama ini tidak ada kebenaran dan ketentraman dalam kehidupan kristianinya. Sambil menangis terisak-isak Jamilah berkata kepada sang suami yang sejak lima tahun telah mengkristenkannya, "Mas, sekarang tinggal pilih, mau Jamilah atau tetap Kristen."

Hidayah Allah membukakan kesadaran Jamilah. la tak peduli dengan risiko putusnya biduk rumah tangga, meski dia harus menanggung seorang anak dari buah pernikahannya dengan pemuda gereja itu. Iman dan Islam adalah yang utama dan segala-galanya. Mendengar pernyataan istrinya yang kini sudah beda agama, Frenky menjawab lirih, "Beri saya waktu, dik!".

Related Post



Tidak ada komentar:

Postingan Populer