Nabi Zakaria AS dan Nabi Yahya AS

Memuat...
Nabi Zakaria as. mengabdikan hidupnya untuk berdakwah dan memelihara heikal (yang disucikan) di Baitul Maqdis. Salah satu keinginan yang selalu mengganggunya, adalah kapankah akan dikaruniai seorang putra untuk melanjutkan dakwah sepeninggalnya nanti? Semakin bertambah usia Nabi Zakaria, semakin tipislah harapannya untuk memperoleh keturunan. Tapi ia percaya, jika Allah SWT menghendaki, sekalipun istrinya tetap mandul ia akan memperoleh anak jua.

Suatu ketika Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrob (tempat sholat) menemui keponakannya, Maryam yang sedang beribadah. Beliau memandang heran makanan, minuman, serta buah-buahan yang lezat terhidang di meja keponakannya. Sebab sepengetahuannya, Maryam sepanjang waktu bersujud kepada Allah SWT. Maka bertanyalah ia, "Dari mana engkau mendapatkan rezeki ini?"
"Allah SWT," jawab Maryam. "Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki."

Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT ditampakkan kepada Maryam, maka Nabi Zakaria mohon kepadaNya agar dianugerahi keturunan. Dan (ingatlah kisah ) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris terbaik". Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (QS. 21/Al-Anbiyai: 89-90)

Kehendak Allah SWT terbukti. Tidak seberapa lama, istri Nabi Zakaria hamil. Setelah cukup usia kehamilannya, lahirlah seorang putra dan diberi nama Yahya. Allah memberkahinya dengan menjadikannya seorang Nabi yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya.

Mengenai Nabi Yahya as., Al-Qur'an mengutarakan, (Allah berfirman), "Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurot) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah (pemahaman Taurot dan pendalaman agama) kepadanya selagi dia masa kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih-sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong, (bukan pula) orang yang durhaka." (QS. 19/Maryam: 12-14)

Related Post



Tidak ada komentar:

Postingan Populer