Memuat...
Gua ini terletak di Kampung Cipicung, Desa Kertaangsa, Kecamatan Nyalindung, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mendengar namanya saja, gua ini sudah membuat orang merinding. Tapi jangan salah, keindahannya luar biasa. Tahun 1982, Perhutani secara resmi membuka gua ini sebagai objek wisata. Namun, seperti namanya tadi, gua ini ternyata menyimpan cerita-cerita mistik. Misalnya, sering terjadi penampakan gerombolan bocah gaib yang tengah bermain di mulut gua. Juga ada landak yang berubah wujud saat ditangkap. Dan banyak lagi keanehan lain.
Gua Siluman sebenarnya nama sebuah gua yagn letaknya 200 meter dari mulut Gua Buni Ayu ke arah utara. Gua Buni Ayu sendiri merupakan nama yang diberikan PT Perhutani, untuk menyebut kompleks gua-gua yagn ada di sekitar Gua Siluman. PT Perhutanilah yang selama ini mengelola gua-gua itu dan menyulapnya menjadi obyek wisata alam yang menarik.
Sejak 1982, kompleks gua ini secara resmi dibuka untuk umum. Selain nama Buni Ayu, masyarakat luas lebih mengenalnya ini dengan sebutan Gua Siluman. Tak sedikit masyarakat yang berkunjung ke gua ini. Ada yang sengaja datang karena ingin menikmati keindahannya. Atau karena hobi menelusuri gua (caving). Dan, ternyata banyak juga yang punya maksud-maksud tertentu, seperti mencari berkah, semadi, atau menyerap energi alam. Selain Gua Siluman, Gua Buni Ayu juga kerap disebut Gua cipicung. Ini diambil berdasarkan nama kampung dimana gua itu terletak.
Kompleks Gua Buni Ayu berada 26 km dari Kota Sukabumi menuju arah Kecamatan Segaranten. Gua ini dipetakan kali pertama pada 1982 oleh speologiawan Indonesia Dr R.K.t. Kho, bersama ilmuwan dari Perancis George Robert, Arnoult Sevau dan Michael Chasir. Para speleogiawan itu berhasil memetakan gua yang membentang di perut bumi sejauh 3.300 m.
Gua ini berhubungan dengan gua-gua lain di sekitarnya. Antara lain Gua Bibijilan (717 meter), Gua Adni (635 m), Gua Nyangkut (390 m), Gua Kubang Lanay (302 m), Gua Tanpa Nama (400 m), Gua Landak, Gua Tahi, Gua Karsim, Gua Bisono, Gua Idin, Gua Gede, Gua Kole dan Gua Kecapi. Karena banyak cabangnya, maka gua ini terbilang berbahaya. Selain itu, banyak fakta bila kondisi gua yang gelap itu bisa membuat celaka siapapun yang menelusurinya. Karena itulah PT Perhutani menyediakan petugas khusus untuk memandu pengunjung yang ingin menelusuri bagian dalam gua.
Landak Aneh
Gua-gua ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hujan terhadap lapisan batu gamping di kawasan perbukitan. Sebelum diberinama Gua Buni Ayu oleh Perhutani, Gua Siluman amat terkenal pad paruh 1960-an. Ketika itu pertama kalinya gua ini dinamakan Gua Siluman. Sebelumnya, gua ini tak memiliki nama. Hanya saja, masyarakat sekitar gua kerap melihat banyak landak berkeliaran di depan mulut gua.
Karena banyaknya hewan berbulu tajam ini, masyarakat setempat sering memburunya. Tidak heran bila ada sebuah gua yang terletak beberapa meter ke dalam mulut Gua Buni Ayu yang diberinama Gua Landak. Dipercaya, gua itulah tempat landak ini bersarang. Namun seiring perjalanan waktu, habitat landak makin berkurang akibat perburuan liar. Selanjunya masyarakat makin jarang melihat hewan ini berkeliaran di mulut gua.
Sehubungan dengan Gua Landak, ada fakta unik yang membuat orang takjub. Suatu ketika, orang sudah jarang melihat landak muncul di mulut gua. Namun keinginan untuk menangkap binatang lucu dan mahal harganya itu selalu ada. Kala itu, tersebutlah dua warga Kampung Cipicung hendak berburu landak di mulut Gua Landak. Sesampai di mulut gua, tak satu pun landak mereka temui. Tapi mereka dengan sabar menunggu kalau-kalau ada landak keluar.
Seperti diungkap Mang Engkus (40), pemandu yang juga juru kunci Gua Buni Ayu, sejak lama masyarakat Cipicung tak ada yang berani masuk Gua Siluman. Konon, mereka takut akan siluman yang menghuni gua-gua tersebut. Sehingga tidak heran bila gua ini masih perawan, hingga dipetakan pada 1982. Begitu juga para pemburu hewan landak. Mereka tak pernah mencoba untuk memburu landak sampai ke dalam gua.
Nah, setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba hewan yang ditunggunya muncul juga. Seekor landak dewasa berukuran sedang perlahan-lahan keluar dari mulut gua. Tanpa menunggu waktu lama lagi, mereka langsung mengepungnya. Perburuan pun membuahkan hasil. Sang landak yang berlari lambat itu berhasil mereka kurung dan tangkap. Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Ketika landak hendak dikeluarkan dari kurungan, tiba-tiba saja hewan ini berubah wujud menjadi seekor katak berukuran besar.
Karena terkejut oleh kejadian ganjil tadi, katak besar tadi mereka lemparkan. Dan, lagi-lagi kejadian aneh berlaku. Ketika katak hijau itu dalam keadaan bebas, kembali wujudnya berubah menjadi seekor landak. Lantas hewan berbulu tajam itupun lari masuk masuk ke dalam gua. “Kejadian aneh seperti itu bukan sekali saja, tapi banyak warga di sini yang pernah mengalami,” tutur Mang Engkus kepada penulis.
Bocah Siluman
Meski telah menjadi obyek wisata alam yang indah, namun kesan angker pada Gua Buni Ayu ini masih terasa. Itu lantaran nama Siluman yang melekat sebagai nama asli Gua Buni Ayu ini masih tertanam kuat di benak masyarakat. Pemberian nama Siluman di depan nama gua itu, juga bukan tanpa sebab. Menurut Muchlis (35), pemandu gua, sejak dulu masyarakat selalu hati-hati bila melewati Gua Siluman. “Mereka takut oleh siluman penghuni gua,” tuturnya.
Memang menurut cerita, gua-gua tersebut dihuni oleh siluman-siluman. Salah satunya adalah siluman berwujud bocah-bocah kecil berkulit hitam. Seperti peristiwa yagn terjadi tahun 70-an. Ketika itu masyarakat Cipicung kerap melihat bocah-bocah kecil bermain-main di sekitar mulut gua Siluman. Tubuh mereka coklat kehitaman dan telanjang bulat. Mulanya, mereka menyangka anak-anak kecil itu benar-benar manusia. Karena Gua Siluman ini cukup berbahaya, maka salah seorang warga melarang bocah-bocah itu agar jangan bermain di situ. Ketika warga ini menyuruh mereka pulang, para bocah itu tidak menggubrisnya. Bahkan mereka semakin asyik berlari-larian ke sana kemari sambil mengeluarkan suara-suara yang tidak dimengerti.
Ketika itulah warga melihat pemandangan yang tidak lazim. Seorang bocah tiba-tiba saja meloncat ke atas pohon. Lalu meloncat-loncat dari satu pohon ke pohon lain. Kelakuan bocah aneh ini seterusnya diikuti oleh bocah-bocah lainnya. Secara akal sehat, tidak mungkin seorang anak kecil seusia lima tahun bisa melompat ke atas batang bohong setinggi 5 meter. Bahkan orang dewasa pun tak mungkin melakukannya.
Akhirnya sampailah mereka pada kesadaran bahwa tak mungkin manusia dapat melakukan perbuatan seperti itu. Lantas, siapakah mereka? Maka, tanpa berpikir panjang lagi, warga Cipicung ini langsung lari tunggang langgang. Peristiwa aneh itu pun diceritakan kembali kepada warga lainnya. Rupanya, kisah kejadian seperti ini pernah pula dialami beberapa warga lainnya. “Warga sering melihat bocah-bocah itu bermain dimulut gua, lalu menghilang ketika hari mulai malam,” cerita Muchlis.
Tapa Brata
Sebagai tempat yang relatif belum terjamah, kompleks Gua Siluman sering pula dijadikan obyek para pemburu berkah dan kesaktian. Mereka adalah orang-orang yang mendalami ilmu hikmah dan kebatinan. Mereka mendatangi tempat-tempat yang diyakini memiliki nergi kuat dari suatu tempat. Tujuannya selain menyerap energi bumi, juga untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Entah sejak kapan Gua Siluman pun dijadikan ajang ngalap berkah ini. Namun karena kondisi gua yang gelap abadi, serta pengetahuan yang minim tentang seluk beluk gua, banyak di antara mereka yang tersesat di dalamnya. Ada yang berhasil masuk ke dalam gua, namun tak ada kabarlagi setelah itu. Memang ada banyak kemungkinan, bisa jadi mereka berhasil keluar dari gua melalui pintu gua lainnya, atau paling besar kemungkinannya adalah mereka tewas karena tersesat di dalam gua yang gelap gulita itu.
Maka, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, sejak 1982, pengelola gua ini menyediakan para pemandu. Tujuannya untuk membimbing orang-orang yang ingin menelusuri gua. Mereka yang punya minat khusus seperti olah raga menjelajah gua atau yang hendak melakukan semadi di dalam gua, bisa meminta panduan kepada orang-orang yang tahu persis kondisi gua. Seperti diungkap Muchlis, hampir setiap minggu selalu ada yang minta diantar masuk ke dalam gua. “Tempat yang aman utnuk melakukan ritual semacam itu biasanya dilakukan di Gua Landak,” ujar Muchlis.
Menurut Muchlis, setelah bertapa di sana, banyak pula diantara mereka yang mendapatkan benda-benda pusaka seperti keris, tombak, atau batu cincin. Bahkan kadang-kadang, pernah pula dalam gua terdengar suara azan, atau orang yang membaca Alquran. Selain masyarakat awam, beberapa tokoh terkenal juga pernah masuk ke dalam gua itu. Tentu saja, tujuan mereka sulit ditebak. Entah sekadar rekreasi, atau mencari berkah.
Kata Muchlis, seorang dalang terkenal di kota Bandung juga pernah masuk ke Gua Landak. Bersma rombongan sekitar 50 orang, mereka melakukan riyadoh di dalam gua. Di sebut-sebut, orang yagn bertapa di dalam gua, berharap mendapat kunjugnan dari penghuni gaib gua Siluman. Dia adalah Eyang Haji Linggarjati, Eyang Mama Haji dan Eyang Rafli. Menurut keterangan, mereka adalah penyebar Islam di jaman para wali. Sampai suatu ketika mereka masuk ke dalam Gua Siluman. Sebagai peninggalan, di Gua Siluman yang berjarak 200 meter dari mulut gua, ada batu yang berbentuk kubah masjid. Beberapa peziarah dan pertapa mengaku pernah didatangi tiga orang tokoh sakti itu.
Di Indonesia, faktor mistik selalu menyelimuti setiap gua. Mereka yang berdiam di dekat gua-gua itu sering menjadi sumber informasi para pencinta olah raga penelusur gua (caving). Bahkan, kisah-kisah mistik itu seperti sudah dianggap sebagai suatu realitas. Keadaan gelap total yang menjadi ciri khas gua, ceparnya pemandangan berubah, serta bertumpuknya risiko yang dihadapi dalam jarang dan jangka waktu yagnpendek, merupakan hal yang menakutkan bagi orang awam. Namun sebaliknya, hal itu menjadi sangat menarik bagi para penelusur gua.
Menurut Dr Kho, speleologiawan asal Bogor, berbagai kisah mistik seputar gua, bisa jadi merupakan hal yang berguna. Sebab bisa saja pada tempat yang diceritakan itu terdapat gas-gas beracun. Karena itu, tuturan mistik penduduk sekitar gua, tidak boleh dipandang remeh, melainkan sebagai pegangan untuk menambah kehati-hatian.
Kisah-kisah unik seputar gua kebanyakan menyangkut kedalaman. Ada sebuah gua yagn kabarnya bisa tembus sampai ke Tegal Lawang, Parang Tritis atau Laut Selatan. Padahal, itu jaraknya bisa mencapai puluhan kilometer. Tentu saja ini menjadi beban mental untuk membuktikannya. Sebuah rekor jarak adalah lubang (gua) di balik Altar Vihara Sam Po Kong di Semarang. Diyakini, lubang itu berhubungan langsung ke RRC.
Selain itu, gua –gua juga dikitari ceriat-cerita soal binatang yang ada di dalamnya. Binatang dalam gua ada dua kategori. Binatang yang berwujud dan binatang “jadi-jadian” yang hanya terlihat pada waktu-waktu tertentu. Dalam kategori pertama, terdapat di Gua Gedeg, Klaten Pandaan. Katanya gua itu tidak dapat dimasuki karena kita akan dikeroyok jutaan semut. Gua Maling Aguna, Singosari, kabarnya lebih seram lagi. Orang yagn mencoba memasukinya, dipastikan bakal mati dikerubungi binatang-binatang sejenis pergul. Namun, pada gua-gua di Tanah Jawa, yang menjadi penghuni favorit adalah macan.
Mistik Gua
Mistik gua adalah sesuatu yang sering dijumpai. Bahkan kadang-kadang sampai dialami. Yang menjadi sumber cerita ialah sang juru kunci gua-gua tersebut. Mistik gua sering dikaitkan dengan pantangan-pantangan yagn apabila dilanggar akan mendatangkan malapetaka bagi si pelanggarnya. Bahkan ada bagian-bagian gua yagn tertutup, karena setiap orang yang memasukinya tanpa izin “penunggu”-nya, dia akan mengalami suatu kegaiban. Ini bukan cerita kosong.
Apakah kita berani melanggar pantangan-pantangan ini sekadar membuktikan ? Gua Toyo Ngrembes dekat Malang, kerap membuat orang terheran-heran. Ketika para penelusur gua hendak mengambil gambar kondisi gua, sampai sebelas kali lamput blitz kameranya macet. Padahal, batery-nya sudah diganti dengan yang baru. Adakah itu kesalahan teknis ? Ternyata, kisah mistik itu memang ada. Sebab dia tidak meminta izin dulu ketika hendak memotret suatu struktur gua yang dianggap keramat. Barulah setelah berdoa dan minta izin dia berhasil memotret.
Hal ini terulang lagi ketika hendak memotret batu keramat di dekat mulut gua. Ia minta golong juru kunci untuk dimintakan izin lagi. Kata juru kunci sesudah berdoa, boleh saja memotret, tapi hanya untuk dua keli jepret. Hal ini dilakukan berjalan lancar. Tapi, ketika pemotret secara iseng memotret ketiga kalinya, tiba-tiba saja blit-nya macet lagi.
Selain itu, ada pula pengalaman mengerikan dari mereka yagn kerap menelusuri gua. Misalnya terjadi pada sebuah gua di daerah Jawa Tengah. Suatu ketika seseorang hendak berwudu di dalam gua. Tiba-tiba saja air mengalir melalui stalaktit yang ada di dalam gua itu. Padahal, di luar jam-jam itu (waktu salat) stalaktit tadi kering. Ini terjadi di Gua Kiskendo, Kabupaten Kulon Progo.
Ada cerita hilangnya seseorang selama tiga hari berturut-turut, di gua si Menteng, Cigudeg, Bogor. Banyak oran gdikerahkan untuk mencarinya. Namun baru pada hari keempat ia ditemukan dalam keadaan berdiri di suatu tempat yang sebelumnya sering dilalui oleh para pencari. Menurut pengakuannya, selama tiga hari itu sebenarnya ia berdiam diri di tempat itu. Tapi, ia tidak melihat seorang pun yang lalu lalang mencarinya.
Ada pula kisah manusia kaca berwarna hijau di Gua Masjid Sela, Segara Anakan. Atau adanya Ranjang Nyi Rarang Sangit di Gua Awitali. Bahkan adanya makam keramat di dalam gua. Ini cukup merindingkan bulu kudung masyarakat awam. Seperti pada Gua Sanghyang Sirah, Ujung Kulon.
Yang tak kalah menyeramkan lagi ada sebuah photole (sumur/lubang) di dalam gua. Ini harus diantisipasi orang yang hendak menelusuri gua berair. Sebab tiba-tiba dihadapannya akan terpampang bayangan hitam pekat di dasar sungai di depannya. Ketika lubang itu dimasukan tali yang ujungnya diikatkan sebuah lampu dan sebongkah batu besar, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Ternyata setelah ditarik kembali dan diukur, kedalamannya mencapai lebih dari 10 meter. Itu disebut lubang telan atau swallow hole.
Sebuah gua di Cidolok juga banyak menyimpan misteri. Gua itu hanya bisa ditembus setelah memakan waktu 5 hari. Di dalam gua, konon masih hidup orang-orang Pajajaran asli. Bahkan terdapat pelbagai binatang buas di dalamnya. Kabarnya, gua ini bekas tahta Nyi Rarang Sangit, wanita cantik yang pernah dikawin 99 pria. Semua suaminya meninggal setelah diajak tidur di atas ranjangnya.
Reff.http://ekorisanto.blogspot.com/2009/08/bocah-gaib-gua-siluman.html
Gua Siluman sebenarnya nama sebuah gua yagn letaknya 200 meter dari mulut Gua Buni Ayu ke arah utara. Gua Buni Ayu sendiri merupakan nama yang diberikan PT Perhutani, untuk menyebut kompleks gua-gua yagn ada di sekitar Gua Siluman. PT Perhutanilah yang selama ini mengelola gua-gua itu dan menyulapnya menjadi obyek wisata alam yang menarik.
Sejak 1982, kompleks gua ini secara resmi dibuka untuk umum. Selain nama Buni Ayu, masyarakat luas lebih mengenalnya ini dengan sebutan Gua Siluman. Tak sedikit masyarakat yang berkunjung ke gua ini. Ada yang sengaja datang karena ingin menikmati keindahannya. Atau karena hobi menelusuri gua (caving). Dan, ternyata banyak juga yang punya maksud-maksud tertentu, seperti mencari berkah, semadi, atau menyerap energi alam. Selain Gua Siluman, Gua Buni Ayu juga kerap disebut Gua cipicung. Ini diambil berdasarkan nama kampung dimana gua itu terletak.
Kompleks Gua Buni Ayu berada 26 km dari Kota Sukabumi menuju arah Kecamatan Segaranten. Gua ini dipetakan kali pertama pada 1982 oleh speologiawan Indonesia Dr R.K.t. Kho, bersama ilmuwan dari Perancis George Robert, Arnoult Sevau dan Michael Chasir. Para speleogiawan itu berhasil memetakan gua yang membentang di perut bumi sejauh 3.300 m.
Gua ini berhubungan dengan gua-gua lain di sekitarnya. Antara lain Gua Bibijilan (717 meter), Gua Adni (635 m), Gua Nyangkut (390 m), Gua Kubang Lanay (302 m), Gua Tanpa Nama (400 m), Gua Landak, Gua Tahi, Gua Karsim, Gua Bisono, Gua Idin, Gua Gede, Gua Kole dan Gua Kecapi. Karena banyak cabangnya, maka gua ini terbilang berbahaya. Selain itu, banyak fakta bila kondisi gua yang gelap itu bisa membuat celaka siapapun yang menelusurinya. Karena itulah PT Perhutani menyediakan petugas khusus untuk memandu pengunjung yang ingin menelusuri bagian dalam gua.
Landak Aneh
Gua-gua ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hujan terhadap lapisan batu gamping di kawasan perbukitan. Sebelum diberinama Gua Buni Ayu oleh Perhutani, Gua Siluman amat terkenal pad paruh 1960-an. Ketika itu pertama kalinya gua ini dinamakan Gua Siluman. Sebelumnya, gua ini tak memiliki nama. Hanya saja, masyarakat sekitar gua kerap melihat banyak landak berkeliaran di depan mulut gua.
Karena banyaknya hewan berbulu tajam ini, masyarakat setempat sering memburunya. Tidak heran bila ada sebuah gua yang terletak beberapa meter ke dalam mulut Gua Buni Ayu yang diberinama Gua Landak. Dipercaya, gua itulah tempat landak ini bersarang. Namun seiring perjalanan waktu, habitat landak makin berkurang akibat perburuan liar. Selanjunya masyarakat makin jarang melihat hewan ini berkeliaran di mulut gua.
Sehubungan dengan Gua Landak, ada fakta unik yang membuat orang takjub. Suatu ketika, orang sudah jarang melihat landak muncul di mulut gua. Namun keinginan untuk menangkap binatang lucu dan mahal harganya itu selalu ada. Kala itu, tersebutlah dua warga Kampung Cipicung hendak berburu landak di mulut Gua Landak. Sesampai di mulut gua, tak satu pun landak mereka temui. Tapi mereka dengan sabar menunggu kalau-kalau ada landak keluar.
Seperti diungkap Mang Engkus (40), pemandu yang juga juru kunci Gua Buni Ayu, sejak lama masyarakat Cipicung tak ada yang berani masuk Gua Siluman. Konon, mereka takut akan siluman yang menghuni gua-gua tersebut. Sehingga tidak heran bila gua ini masih perawan, hingga dipetakan pada 1982. Begitu juga para pemburu hewan landak. Mereka tak pernah mencoba untuk memburu landak sampai ke dalam gua.
Nah, setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba hewan yang ditunggunya muncul juga. Seekor landak dewasa berukuran sedang perlahan-lahan keluar dari mulut gua. Tanpa menunggu waktu lama lagi, mereka langsung mengepungnya. Perburuan pun membuahkan hasil. Sang landak yang berlari lambat itu berhasil mereka kurung dan tangkap. Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Ketika landak hendak dikeluarkan dari kurungan, tiba-tiba saja hewan ini berubah wujud menjadi seekor katak berukuran besar.
Karena terkejut oleh kejadian ganjil tadi, katak besar tadi mereka lemparkan. Dan, lagi-lagi kejadian aneh berlaku. Ketika katak hijau itu dalam keadaan bebas, kembali wujudnya berubah menjadi seekor landak. Lantas hewan berbulu tajam itupun lari masuk masuk ke dalam gua. “Kejadian aneh seperti itu bukan sekali saja, tapi banyak warga di sini yang pernah mengalami,” tutur Mang Engkus kepada penulis.
Bocah Siluman
Meski telah menjadi obyek wisata alam yang indah, namun kesan angker pada Gua Buni Ayu ini masih terasa. Itu lantaran nama Siluman yang melekat sebagai nama asli Gua Buni Ayu ini masih tertanam kuat di benak masyarakat. Pemberian nama Siluman di depan nama gua itu, juga bukan tanpa sebab. Menurut Muchlis (35), pemandu gua, sejak dulu masyarakat selalu hati-hati bila melewati Gua Siluman. “Mereka takut oleh siluman penghuni gua,” tuturnya.
Memang menurut cerita, gua-gua tersebut dihuni oleh siluman-siluman. Salah satunya adalah siluman berwujud bocah-bocah kecil berkulit hitam. Seperti peristiwa yagn terjadi tahun 70-an. Ketika itu masyarakat Cipicung kerap melihat bocah-bocah kecil bermain-main di sekitar mulut gua Siluman. Tubuh mereka coklat kehitaman dan telanjang bulat. Mulanya, mereka menyangka anak-anak kecil itu benar-benar manusia. Karena Gua Siluman ini cukup berbahaya, maka salah seorang warga melarang bocah-bocah itu agar jangan bermain di situ. Ketika warga ini menyuruh mereka pulang, para bocah itu tidak menggubrisnya. Bahkan mereka semakin asyik berlari-larian ke sana kemari sambil mengeluarkan suara-suara yang tidak dimengerti.
Ketika itulah warga melihat pemandangan yang tidak lazim. Seorang bocah tiba-tiba saja meloncat ke atas pohon. Lalu meloncat-loncat dari satu pohon ke pohon lain. Kelakuan bocah aneh ini seterusnya diikuti oleh bocah-bocah lainnya. Secara akal sehat, tidak mungkin seorang anak kecil seusia lima tahun bisa melompat ke atas batang bohong setinggi 5 meter. Bahkan orang dewasa pun tak mungkin melakukannya.
Akhirnya sampailah mereka pada kesadaran bahwa tak mungkin manusia dapat melakukan perbuatan seperti itu. Lantas, siapakah mereka? Maka, tanpa berpikir panjang lagi, warga Cipicung ini langsung lari tunggang langgang. Peristiwa aneh itu pun diceritakan kembali kepada warga lainnya. Rupanya, kisah kejadian seperti ini pernah pula dialami beberapa warga lainnya. “Warga sering melihat bocah-bocah itu bermain dimulut gua, lalu menghilang ketika hari mulai malam,” cerita Muchlis.
Tapa Brata
Sebagai tempat yang relatif belum terjamah, kompleks Gua Siluman sering pula dijadikan obyek para pemburu berkah dan kesaktian. Mereka adalah orang-orang yang mendalami ilmu hikmah dan kebatinan. Mereka mendatangi tempat-tempat yang diyakini memiliki nergi kuat dari suatu tempat. Tujuannya selain menyerap energi bumi, juga untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Entah sejak kapan Gua Siluman pun dijadikan ajang ngalap berkah ini. Namun karena kondisi gua yang gelap abadi, serta pengetahuan yang minim tentang seluk beluk gua, banyak di antara mereka yang tersesat di dalamnya. Ada yang berhasil masuk ke dalam gua, namun tak ada kabarlagi setelah itu. Memang ada banyak kemungkinan, bisa jadi mereka berhasil keluar dari gua melalui pintu gua lainnya, atau paling besar kemungkinannya adalah mereka tewas karena tersesat di dalam gua yang gelap gulita itu.
Maka, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, sejak 1982, pengelola gua ini menyediakan para pemandu. Tujuannya untuk membimbing orang-orang yang ingin menelusuri gua. Mereka yang punya minat khusus seperti olah raga menjelajah gua atau yang hendak melakukan semadi di dalam gua, bisa meminta panduan kepada orang-orang yang tahu persis kondisi gua. Seperti diungkap Muchlis, hampir setiap minggu selalu ada yang minta diantar masuk ke dalam gua. “Tempat yang aman utnuk melakukan ritual semacam itu biasanya dilakukan di Gua Landak,” ujar Muchlis.
Menurut Muchlis, setelah bertapa di sana, banyak pula diantara mereka yang mendapatkan benda-benda pusaka seperti keris, tombak, atau batu cincin. Bahkan kadang-kadang, pernah pula dalam gua terdengar suara azan, atau orang yang membaca Alquran. Selain masyarakat awam, beberapa tokoh terkenal juga pernah masuk ke dalam gua itu. Tentu saja, tujuan mereka sulit ditebak. Entah sekadar rekreasi, atau mencari berkah.
Kata Muchlis, seorang dalang terkenal di kota Bandung juga pernah masuk ke Gua Landak. Bersma rombongan sekitar 50 orang, mereka melakukan riyadoh di dalam gua. Di sebut-sebut, orang yagn bertapa di dalam gua, berharap mendapat kunjugnan dari penghuni gaib gua Siluman. Dia adalah Eyang Haji Linggarjati, Eyang Mama Haji dan Eyang Rafli. Menurut keterangan, mereka adalah penyebar Islam di jaman para wali. Sampai suatu ketika mereka masuk ke dalam Gua Siluman. Sebagai peninggalan, di Gua Siluman yang berjarak 200 meter dari mulut gua, ada batu yang berbentuk kubah masjid. Beberapa peziarah dan pertapa mengaku pernah didatangi tiga orang tokoh sakti itu.
Di Indonesia, faktor mistik selalu menyelimuti setiap gua. Mereka yang berdiam di dekat gua-gua itu sering menjadi sumber informasi para pencinta olah raga penelusur gua (caving). Bahkan, kisah-kisah mistik itu seperti sudah dianggap sebagai suatu realitas. Keadaan gelap total yang menjadi ciri khas gua, ceparnya pemandangan berubah, serta bertumpuknya risiko yang dihadapi dalam jarang dan jangka waktu yagnpendek, merupakan hal yang menakutkan bagi orang awam. Namun sebaliknya, hal itu menjadi sangat menarik bagi para penelusur gua.
Menurut Dr Kho, speleologiawan asal Bogor, berbagai kisah mistik seputar gua, bisa jadi merupakan hal yang berguna. Sebab bisa saja pada tempat yang diceritakan itu terdapat gas-gas beracun. Karena itu, tuturan mistik penduduk sekitar gua, tidak boleh dipandang remeh, melainkan sebagai pegangan untuk menambah kehati-hatian.
Kisah-kisah unik seputar gua kebanyakan menyangkut kedalaman. Ada sebuah gua yagn kabarnya bisa tembus sampai ke Tegal Lawang, Parang Tritis atau Laut Selatan. Padahal, itu jaraknya bisa mencapai puluhan kilometer. Tentu saja ini menjadi beban mental untuk membuktikannya. Sebuah rekor jarak adalah lubang (gua) di balik Altar Vihara Sam Po Kong di Semarang. Diyakini, lubang itu berhubungan langsung ke RRC.
Selain itu, gua –gua juga dikitari ceriat-cerita soal binatang yang ada di dalamnya. Binatang dalam gua ada dua kategori. Binatang yang berwujud dan binatang “jadi-jadian” yang hanya terlihat pada waktu-waktu tertentu. Dalam kategori pertama, terdapat di Gua Gedeg, Klaten Pandaan. Katanya gua itu tidak dapat dimasuki karena kita akan dikeroyok jutaan semut. Gua Maling Aguna, Singosari, kabarnya lebih seram lagi. Orang yagn mencoba memasukinya, dipastikan bakal mati dikerubungi binatang-binatang sejenis pergul. Namun, pada gua-gua di Tanah Jawa, yang menjadi penghuni favorit adalah macan.
Mistik Gua
Mistik gua adalah sesuatu yang sering dijumpai. Bahkan kadang-kadang sampai dialami. Yang menjadi sumber cerita ialah sang juru kunci gua-gua tersebut. Mistik gua sering dikaitkan dengan pantangan-pantangan yagn apabila dilanggar akan mendatangkan malapetaka bagi si pelanggarnya. Bahkan ada bagian-bagian gua yagn tertutup, karena setiap orang yang memasukinya tanpa izin “penunggu”-nya, dia akan mengalami suatu kegaiban. Ini bukan cerita kosong.
Apakah kita berani melanggar pantangan-pantangan ini sekadar membuktikan ? Gua Toyo Ngrembes dekat Malang, kerap membuat orang terheran-heran. Ketika para penelusur gua hendak mengambil gambar kondisi gua, sampai sebelas kali lamput blitz kameranya macet. Padahal, batery-nya sudah diganti dengan yang baru. Adakah itu kesalahan teknis ? Ternyata, kisah mistik itu memang ada. Sebab dia tidak meminta izin dulu ketika hendak memotret suatu struktur gua yang dianggap keramat. Barulah setelah berdoa dan minta izin dia berhasil memotret.
Hal ini terulang lagi ketika hendak memotret batu keramat di dekat mulut gua. Ia minta golong juru kunci untuk dimintakan izin lagi. Kata juru kunci sesudah berdoa, boleh saja memotret, tapi hanya untuk dua keli jepret. Hal ini dilakukan berjalan lancar. Tapi, ketika pemotret secara iseng memotret ketiga kalinya, tiba-tiba saja blit-nya macet lagi.
Selain itu, ada pula pengalaman mengerikan dari mereka yagn kerap menelusuri gua. Misalnya terjadi pada sebuah gua di daerah Jawa Tengah. Suatu ketika seseorang hendak berwudu di dalam gua. Tiba-tiba saja air mengalir melalui stalaktit yang ada di dalam gua itu. Padahal, di luar jam-jam itu (waktu salat) stalaktit tadi kering. Ini terjadi di Gua Kiskendo, Kabupaten Kulon Progo.
Ada cerita hilangnya seseorang selama tiga hari berturut-turut, di gua si Menteng, Cigudeg, Bogor. Banyak oran gdikerahkan untuk mencarinya. Namun baru pada hari keempat ia ditemukan dalam keadaan berdiri di suatu tempat yang sebelumnya sering dilalui oleh para pencari. Menurut pengakuannya, selama tiga hari itu sebenarnya ia berdiam diri di tempat itu. Tapi, ia tidak melihat seorang pun yang lalu lalang mencarinya.
Ada pula kisah manusia kaca berwarna hijau di Gua Masjid Sela, Segara Anakan. Atau adanya Ranjang Nyi Rarang Sangit di Gua Awitali. Bahkan adanya makam keramat di dalam gua. Ini cukup merindingkan bulu kudung masyarakat awam. Seperti pada Gua Sanghyang Sirah, Ujung Kulon.
Yang tak kalah menyeramkan lagi ada sebuah photole (sumur/lubang) di dalam gua. Ini harus diantisipasi orang yang hendak menelusuri gua berair. Sebab tiba-tiba dihadapannya akan terpampang bayangan hitam pekat di dasar sungai di depannya. Ketika lubang itu dimasukan tali yang ujungnya diikatkan sebuah lampu dan sebongkah batu besar, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Ternyata setelah ditarik kembali dan diukur, kedalamannya mencapai lebih dari 10 meter. Itu disebut lubang telan atau swallow hole.
Sebuah gua di Cidolok juga banyak menyimpan misteri. Gua itu hanya bisa ditembus setelah memakan waktu 5 hari. Di dalam gua, konon masih hidup orang-orang Pajajaran asli. Bahkan terdapat pelbagai binatang buas di dalamnya. Kabarnya, gua ini bekas tahta Nyi Rarang Sangit, wanita cantik yang pernah dikawin 99 pria. Semua suaminya meninggal setelah diajak tidur di atas ranjangnya.
Reff.http://ekorisanto.blogspot.com/2009/08/bocah-gaib-gua-siluman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar