Memuat...
Laura Pistorious adalah seorang wanita kulit putih Afrika Selatan yang dulunya mengelola sebuah pub koktail di kota pantai Camps Bay di Cape Town.
“Saya terbiasa mengkonsumsi obat terlarang dan saat itu saya merasa sedang berada dalam kenikmatan hidup yang paling tinggi,” kata Laura.
Baginya, kebahagiaan didefinisikan dengan mengenakan pakaian dari desainer ternama, mengonsumsi obat-obatan terlarang dan berpesta sepanjang waktu.
Tapi pada saat yang sama, Laura selalu merasa ada sesuatu yang tidak benar dan merasa ada sesuatu yang terbakar di dalam dirinya.
Meskipun dibesarkan di keluarga Katolik yang kuat, dia bahkan berhenti percaya pada Tuhan karena gaya hidup yang tinggi dan ketergantungan obatnya.
“Saya telah mencapai suatu titik di mana saya tidak lagi percaya pada Tuhan.”
Kehidupan Laura mendadak berubah setelah ia bertemu dengan seorang temannya yang muslim.
“Setelah mendengarkan teman saya malam itu, saya banyak menangis dan berdoa.”
Laura berkata setelah ia memanjatkan doa, sebuah keajaiban terjadi dalam hidupnya.
Tiba-tiba ia memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi obat yang telah membuatnya kecanduan selama empat tahun dan mulai mempelajari Islam lebih dalam.
Bahkan saat itu, ia belum berpikir untuk menjadi seorang Muslim.
Tetapi pada bulan September 2007, sebelum memulai puasa bulan suci Ramadhan, Laura mengucapkan syahadat.
“Allhamdulillah saya memeluk Islam melalui teman dan hidup saya telah benar-benar berubah.”
Hidup Lebih Menyenangkan
Setelah menjadi seorang muslimah, Laura berhenti bekerja di pub.
“Setelah menjadi muslim, saya menemukan lebih banyak hal tentang Islam. Saya merasa perlu berhenti kerja, meskipun saat itu saya tidak memiliki pekerjaan lain,” tuturnya.
“Tapi saya mengimani Allah Yang Maha Berkehendak atas segala hal.”
Laura mengatakan bahwa orang tuanya yang beragama Katolik, terutama ayahnya, sangat terbuka dan tidak menghalangi pilihannya untuk memeluk agama Islam serta sering mengajaknya berdiskusi.
“Sejak saya masuk Islam dan berhenti dari pekerjaan saya sebagai manajer di pub, saya mulai pulang lebih awal dan itulah yang membuat orang tua saya senang,” kata gadis yang mengenakan khimar dengan rapi itu.
“Saya berharap suatu hari mereka juga akan memeluk agama Islam.”
Sebulan kemudian, Laura mendapat pekerjaan yang lebih baik, tetapi ia segera mengatakan pada atasannya yang Kristen, bahwa ia hanya akan menerima pekerjaan tersebut jika diizinkan meluangkan waktu untuk mendirikan shalat. Dan atasannya itu pun menyetujuinya.
“Ketika anda melakukan hal-hal yang baik untuk alasan yang tepat, insyaAllah, Allah akan memberkahi anda,” kata Laura dengan penuh keyakinan.
“Sekarang saya pun memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman dan Alhamdulillah saya menjalani hidup yang lebih sehat sebagai salah satu berkah dari keislaman saya.” (althaf/iol/arrahmah.com)
“Saya terbiasa mengkonsumsi obat terlarang dan saat itu saya merasa sedang berada dalam kenikmatan hidup yang paling tinggi,” kata Laura.
Baginya, kebahagiaan didefinisikan dengan mengenakan pakaian dari desainer ternama, mengonsumsi obat-obatan terlarang dan berpesta sepanjang waktu.
Tapi pada saat yang sama, Laura selalu merasa ada sesuatu yang tidak benar dan merasa ada sesuatu yang terbakar di dalam dirinya.
Meskipun dibesarkan di keluarga Katolik yang kuat, dia bahkan berhenti percaya pada Tuhan karena gaya hidup yang tinggi dan ketergantungan obatnya.
“Saya telah mencapai suatu titik di mana saya tidak lagi percaya pada Tuhan.”
Kehidupan Laura mendadak berubah setelah ia bertemu dengan seorang temannya yang muslim.
“Setelah mendengarkan teman saya malam itu, saya banyak menangis dan berdoa.”
Laura berkata setelah ia memanjatkan doa, sebuah keajaiban terjadi dalam hidupnya.
Tiba-tiba ia memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi obat yang telah membuatnya kecanduan selama empat tahun dan mulai mempelajari Islam lebih dalam.
Bahkan saat itu, ia belum berpikir untuk menjadi seorang Muslim.
Tetapi pada bulan September 2007, sebelum memulai puasa bulan suci Ramadhan, Laura mengucapkan syahadat.
“Allhamdulillah saya memeluk Islam melalui teman dan hidup saya telah benar-benar berubah.”
Hidup Lebih Menyenangkan
Setelah menjadi seorang muslimah, Laura berhenti bekerja di pub.
“Setelah menjadi muslim, saya menemukan lebih banyak hal tentang Islam. Saya merasa perlu berhenti kerja, meskipun saat itu saya tidak memiliki pekerjaan lain,” tuturnya.
“Tapi saya mengimani Allah Yang Maha Berkehendak atas segala hal.”
Laura mengatakan bahwa orang tuanya yang beragama Katolik, terutama ayahnya, sangat terbuka dan tidak menghalangi pilihannya untuk memeluk agama Islam serta sering mengajaknya berdiskusi.
“Sejak saya masuk Islam dan berhenti dari pekerjaan saya sebagai manajer di pub, saya mulai pulang lebih awal dan itulah yang membuat orang tua saya senang,” kata gadis yang mengenakan khimar dengan rapi itu.
“Saya berharap suatu hari mereka juga akan memeluk agama Islam.”
Sebulan kemudian, Laura mendapat pekerjaan yang lebih baik, tetapi ia segera mengatakan pada atasannya yang Kristen, bahwa ia hanya akan menerima pekerjaan tersebut jika diizinkan meluangkan waktu untuk mendirikan shalat. Dan atasannya itu pun menyetujuinya.
“Ketika anda melakukan hal-hal yang baik untuk alasan yang tepat, insyaAllah, Allah akan memberkahi anda,” kata Laura dengan penuh keyakinan.
“Sekarang saya pun memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman dan Alhamdulillah saya menjalani hidup yang lebih sehat sebagai salah satu berkah dari keislaman saya.” (althaf/iol/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar