Memuat...
Salah satu wanita yang diceritakan dalam Al Qur'an, adalah Rahmah binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf a.s dan istri dari Nabi Ayyub a.s. Sebagai anak yang terlahir dari keturunan Nabi, Rahmah memiliki pribadi yang mulia. Terlebih lagi ia diperistri oleh Nabi Ayyub a.s. Namun meski demikian, iblis tidak terima, tidak menghendaki apabila Rahmah berlaku baik pada suaminya.
Waktu itu, Rahmah menjalani hidup seolah dalam kesempurnaan. Ia bergelimang harta kekayaan, anak yang banyak dan memiliki suami yang diangkat oleh Allah SWT sebagai salah satu Nabi-Nya. Itulah yang membuatnya selalu bersyukur dan semakin tekun beribadah.
Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Ujian dari Allah SWT.
Allah SWT terus menguji keimanan Rahmah.
Semua anaknya tiba-tiba meninggal dunia dalam waktu yang relatif singkat. Awalnya Rahmah merasa sedih, namun ia dengan cepat bangkit dan meyakini jika anak adalah titipan Allah SWT semata. Ia pun semakin rajin beribadah.
Ujian berikutnya datang, suaminya mengalami sakit aneh dan menular. Akibatnya,ia dan suaminya diisolasi dan dikucilkan oleh warga karena takut tertular penyakit. Rahmah pun dengan ikhlas menggendong suaminya dan berjuang mencari nafkah untuk kehidupan mereka. Ia telah menunjukkan diri sebagai wanita yang setia dalam mendampingi suaminya, baik dalm keadaan suka maupun duka.
Pada suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumahnya.
"Wahai Rahmah, apakah engkau menginginkan suamimu sembuh," kata kakek itu.
"Iya, aku ingin suamiku sembuh dari penyakit anehnya, apakah yang bisa saya lakukan demi kesembuhan suamiku?" tanya Rahmah.
"Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali," jawab kakek itu.
Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah.
Mendengar cerita istrinya, Nabi Ayyub terlihat tidak suka, ia menjeaskan bahwa kakek tua itu adalah jelmaan iblis yang hendak mengubah keyakinannya. Dan karena mendengar ketidaksukaan itu, Nabi Ayyub bersumpah untuk memukul Rahmah dengan seratus kali pukulan jika ia sembuh kelak.
Nabi Ayyub Sembuh.
Karena keteguhan suami istri ini dalam hal keyakinan, akhirnya Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub sembuh total seperti sedia kala.
Suatu hari, ketika Rahmah pulang dari bekerja, ia mendapati orang asing yang tengah shalat di dalam rumahnya. Rahma pun terperanjat kaget sembari menunggu lelaki misterius itu selesai shalat.
"Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi.
Laki-laki itu menoleh dengan senyuman yang manis.
"Akulah suamimu," jawab lelaki itu penuh wibawa.
"Tidak mungkin...meskipun kamu mirip suamiku, namun saat ini suamiku tengah sakit keras, mustahil kamu adalah suamimu," kata Rahmah yang mencoba meneliti orang tersebut.
"Demi Allah SWT, wahai istriku, sayalah suamimu, Allah SWT telah memberikan kesembuhan kepadaku," kata Nabi Ayyub meyakinkan.
Setelah meneliti dan yakin kalau orang yang ada di hadapannya itu adalah suaminya, Rahmah pun segera berlari dan memeluk Nabi Ayyub a.s. Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT.
Dalam keadaan penuh bahagia itu, Nabi Ayyub kemudianteringat akan sumpahnya untuk memukul istrinya sebanyak seratus kali bila sembuh. Setelah mengutarakannya kepada Rahmah, istrinya itu pun tidak merasa keberatan dan siap menerima pikulan dari suaminya.
Subhanallah...Rahma memang seorang istri teladan, jarang ada tandingannya.
Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub a.s agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub a.s memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu.
Subhanallah...Allah menujukkan rasa sayang-Nya kepada Rahmah.
Akhir cerita, keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam.
Semoga banyak wanita yang bisa meniru teladan dari Ibu Salamh binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf a.s ini.
Waktu itu, Rahmah menjalani hidup seolah dalam kesempurnaan. Ia bergelimang harta kekayaan, anak yang banyak dan memiliki suami yang diangkat oleh Allah SWT sebagai salah satu Nabi-Nya. Itulah yang membuatnya selalu bersyukur dan semakin tekun beribadah.
Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Ujian dari Allah SWT.
Allah SWT terus menguji keimanan Rahmah.
Semua anaknya tiba-tiba meninggal dunia dalam waktu yang relatif singkat. Awalnya Rahmah merasa sedih, namun ia dengan cepat bangkit dan meyakini jika anak adalah titipan Allah SWT semata. Ia pun semakin rajin beribadah.
Ujian berikutnya datang, suaminya mengalami sakit aneh dan menular. Akibatnya,ia dan suaminya diisolasi dan dikucilkan oleh warga karena takut tertular penyakit. Rahmah pun dengan ikhlas menggendong suaminya dan berjuang mencari nafkah untuk kehidupan mereka. Ia telah menunjukkan diri sebagai wanita yang setia dalam mendampingi suaminya, baik dalm keadaan suka maupun duka.
Pada suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumahnya.
"Wahai Rahmah, apakah engkau menginginkan suamimu sembuh," kata kakek itu.
"Iya, aku ingin suamiku sembuh dari penyakit anehnya, apakah yang bisa saya lakukan demi kesembuhan suamiku?" tanya Rahmah.
"Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali," jawab kakek itu.
Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah.
Mendengar cerita istrinya, Nabi Ayyub terlihat tidak suka, ia menjeaskan bahwa kakek tua itu adalah jelmaan iblis yang hendak mengubah keyakinannya. Dan karena mendengar ketidaksukaan itu, Nabi Ayyub bersumpah untuk memukul Rahmah dengan seratus kali pukulan jika ia sembuh kelak.
Nabi Ayyub Sembuh.
Karena keteguhan suami istri ini dalam hal keyakinan, akhirnya Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub sembuh total seperti sedia kala.
Suatu hari, ketika Rahmah pulang dari bekerja, ia mendapati orang asing yang tengah shalat di dalam rumahnya. Rahma pun terperanjat kaget sembari menunggu lelaki misterius itu selesai shalat.
"Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi.
Laki-laki itu menoleh dengan senyuman yang manis.
"Akulah suamimu," jawab lelaki itu penuh wibawa.
"Tidak mungkin...meskipun kamu mirip suamiku, namun saat ini suamiku tengah sakit keras, mustahil kamu adalah suamimu," kata Rahmah yang mencoba meneliti orang tersebut.
"Demi Allah SWT, wahai istriku, sayalah suamimu, Allah SWT telah memberikan kesembuhan kepadaku," kata Nabi Ayyub meyakinkan.
Setelah meneliti dan yakin kalau orang yang ada di hadapannya itu adalah suaminya, Rahmah pun segera berlari dan memeluk Nabi Ayyub a.s. Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT.
Dalam keadaan penuh bahagia itu, Nabi Ayyub kemudianteringat akan sumpahnya untuk memukul istrinya sebanyak seratus kali bila sembuh. Setelah mengutarakannya kepada Rahmah, istrinya itu pun tidak merasa keberatan dan siap menerima pikulan dari suaminya.
Subhanallah...Rahma memang seorang istri teladan, jarang ada tandingannya.
Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub a.s agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub a.s memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu.
Subhanallah...Allah menujukkan rasa sayang-Nya kepada Rahmah.
Akhir cerita, keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam.
Semoga banyak wanita yang bisa meniru teladan dari Ibu Salamh binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf a.s ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar