Memuat...
“Tidaklah setiap orang dari kalian kecuali telah diberikan kepadanya qarin dari jin dan qarin dari malaikat. ‘Para shahabat bertanya, ‘Dan untukmu Wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Untukku juga, hanya Allah telah menolongku, sehingga (qarinku) masuk Islam, dan tidak menyuruhku kecuali kepada kebaikan’.” (HR. Muslim)
Seorang ulama’ yang bernama DR. Umar Sulaiman al-Asyqar berkata, “Yang dimaksud dengan qarin malaikat pada hadits ini bukanlah malaikat yang bertugas menjaga dan mencatat amal manusia. Allah menugasi qarin malaikat ini untuk mengarahkannya kepada petunjuk dan kebaikan. Qarin menusia yang dari malaikat memotivasi dan mengarahkannya kepada kebaikan, sedangkan qarin jin memprovokasi dan menggiringya kepada keburukan.” (Kitab ‘Alamul Malaikatil Abrar: 48)
Qarin atau patner yang selalu menyertai manusia mengemban tugas khusus dari Allah, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam riwayat lain, “Sesungguhnya syetan itu punya bisikan untuk anak Adam sebagaimana malaikat juga punya bisikan. Adapun bisikan syetan adalah mengajak kepada keburukan dan mendustakan yang haq (benar). Sedangkan bisikan malaikat adalah mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang haq. Barangsiapa yang mendapati dalam dirinya ajakan kebaikan, maka ketahuilah bahwa itu datangnya dari Allah, hendaklah ia memuji Allah (baca Alhamdulillah). Tapi kalau dia mendapati yang lain (ajakan keburukan), maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk (baca Isti’adzah). Lalu beliau membaca ayat 268 dari surat al-Baqarah, “Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu bebuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
Qarin malaikat dan qarin jin senantiasa berkompetisi untuk mempengaruhi anak manusia. Keduanya, satu dengan lainnya tidak mau ketinggalan atau kedahuluan. Keduanya akan hadir saat menusia hendak tidur di pembaringannya. Qarin malaikat menginginkan manusia agar menutup aktifitas keseharianya dengan kebaikan, sedangkan qarin syetan menginginkan penutup yang buruk. Begitu juga ketika manusia bangun dari tidurnya. Qarin dari malaikat mengajak manusia untuk membuka dengan kabaikan, sedangkan qarin jin mengajaknya untuk membuka dengan keburukan.
Rasulullah SAW menjelaskan kompetisi itu dalam hadits yang berasal dari Jabir bin Abdullah, “Apabila manusia berbaring di pembaringanya (mau tidur), malaikat dan syetan segera menghampirinya. Malaikat membisikkan, ‘Akhiri dengan kebaikan’. Sedangkan syetan membisikkan, ‘Akhiri dengan keburukan’. Apabila ia menyebut nama Allah (berdo’a) sampai tertidur, maka malaikat mengusir syetan. Dan (syetan) akan bermalam seraya menyesali (kekalahannya).” (HR. lbnu Hibban, Hakim dan dishahihkan adz-Dzahabi). Fenomena kompetisi itu akan terulang lagi saat manusia terbangun dari tidurnya. Maka dari itu janganlah lupa untuk selalu berdo’a di saat hendak tidur dan juga saat terbangun dari tidur.
Dengan demikian, apabila ada orang yangmelakukan ritual yang aneh-aneh atau menyimpang, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, lalu datang sosok ghaib menghampirinya atau merasuk ke dalam dirinya, bisa dipastikan bahwa sosok itu bukanlah malaikat. Kalau bukan malaikat, berarti iin atau syetan. Walaupun ia melihat sosok yang datang itu berpakaian putih-putih, berjubah panjang atau bersorban rapi. Karena jin bisa menyerupai sosok siapa saja, selain sosok Rasulullah SAW.
Ada seorang Tim Ruqyah Majalah Ghoib yang menerapi seorang pasien. Sebelum dilakukan terapi, pasien itu bercerita kalau dirinya pernah mengamalkan amalan yang berasal dari seorang yang mempunyai pesantren. Apabila amalan itu diamalkan, maka akan ada malaikat yang datang dan bersedia untuk menjadi khadamnya. Amalan itu adalah membaca sulat al-Jin setiap habis shalat lima waktu selama 3 bulan berturut-turut. Sewaktu terapi dimulai dengan membaca surat al-Fatihah, pasien itu langsung menjerit kesakitan dan mengaku sebagai malaikat Jibril. Sang Ustadz menyanggahnya bahwa dia bukan malaikat Jibril, tapi jin dzalim. Ketika dibacakan surat ash-Shaffat, jeritannya lebih kencang. Sampai akhirnya ia minta ampun atas kebohongannya. Lalu ia mengaku sebagai seorang kyai yang sudah lama meninggal. Ustadz Pun menyanggahnya, “Kamu pembohong besar”, lalu ustadz tersebut melantunkan empat ayat terakhir dari surat al-Hasyr. Jin itu teriak-teriak kesakitan, lalu dia mengaku jin yang datang saat pasien mengamalkan amalan, dan ia juga berjanji untuk segera keluar. Dan si pasien pun siuman kembali, alhamdulillah.
Ada juga yang beranggapan bahwa dengan amalan tertentu, malaikat yang dijadikan Allah sebagai qarin manusia bisa dijadikan khadam atau pelayan pribadi. ltulah anggapan salah yang banyak diyakini oleh masyarakat. Dan itulah argumentasi naif yang sering dipakai oleh orang yang mengaku sakti, dan ia mengklaim kesaktiannya itu berasal dari khadam malaikat, bukan jin. Lalu ia membaginya ke orang lain dengan memasang tarif atau mas kawin. Atau ia berusaha mewariskan kesaktiannya kepada siapa saja yang ingin berguru kepadanya atau menjadi muridnya. Karena ia mengklaim bahwa khadamnya malaikat, maka banyak orang yang tidak ragu lagi untuk memiliki, mempelajari dan mewarisi ilmu tersebut.
Bahkan khasiat yang ditawarkan pun beragam, ada yang dikatakan sebagai khadam penarik dana ghaib, pelindung dan perisai diri dari kejahatan, penolak bencana, membentengi diri dari gangguan sihir dan jin. Mengobati berbagai macam penyakit, memudahkan jodoh, menjadikan kulit kebal senjata tajam, dan lain sebagainya.
Sekali lagi kami tegaskan di sini, bahwa malaikat itu adalah tentara Allah yang hanya tunduk kepada Allah. Malaikat sangat disiplin untuk menunaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim : 6).
Kalau begitu siapa lagi yang datang ke orang yang melakukan ritual menyimpang, kalau bukan jin jahat atau syetan laknat. Karena qarin manusia yang berasal dari malaikat punya tugas khusus, dan ia bukanlah khadam manusia.
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah
Sumber : Majalah Ghoib Edisi 45/3
Seorang ulama’ yang bernama DR. Umar Sulaiman al-Asyqar berkata, “Yang dimaksud dengan qarin malaikat pada hadits ini bukanlah malaikat yang bertugas menjaga dan mencatat amal manusia. Allah menugasi qarin malaikat ini untuk mengarahkannya kepada petunjuk dan kebaikan. Qarin menusia yang dari malaikat memotivasi dan mengarahkannya kepada kebaikan, sedangkan qarin jin memprovokasi dan menggiringya kepada keburukan.” (Kitab ‘Alamul Malaikatil Abrar: 48)
Qarin atau patner yang selalu menyertai manusia mengemban tugas khusus dari Allah, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam riwayat lain, “Sesungguhnya syetan itu punya bisikan untuk anak Adam sebagaimana malaikat juga punya bisikan. Adapun bisikan syetan adalah mengajak kepada keburukan dan mendustakan yang haq (benar). Sedangkan bisikan malaikat adalah mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang haq. Barangsiapa yang mendapati dalam dirinya ajakan kebaikan, maka ketahuilah bahwa itu datangnya dari Allah, hendaklah ia memuji Allah (baca Alhamdulillah). Tapi kalau dia mendapati yang lain (ajakan keburukan), maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk (baca Isti’adzah). Lalu beliau membaca ayat 268 dari surat al-Baqarah, “Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu bebuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
Qarin malaikat dan qarin jin senantiasa berkompetisi untuk mempengaruhi anak manusia. Keduanya, satu dengan lainnya tidak mau ketinggalan atau kedahuluan. Keduanya akan hadir saat menusia hendak tidur di pembaringannya. Qarin malaikat menginginkan manusia agar menutup aktifitas keseharianya dengan kebaikan, sedangkan qarin syetan menginginkan penutup yang buruk. Begitu juga ketika manusia bangun dari tidurnya. Qarin dari malaikat mengajak manusia untuk membuka dengan kabaikan, sedangkan qarin jin mengajaknya untuk membuka dengan keburukan.
Rasulullah SAW menjelaskan kompetisi itu dalam hadits yang berasal dari Jabir bin Abdullah, “Apabila manusia berbaring di pembaringanya (mau tidur), malaikat dan syetan segera menghampirinya. Malaikat membisikkan, ‘Akhiri dengan kebaikan’. Sedangkan syetan membisikkan, ‘Akhiri dengan keburukan’. Apabila ia menyebut nama Allah (berdo’a) sampai tertidur, maka malaikat mengusir syetan. Dan (syetan) akan bermalam seraya menyesali (kekalahannya).” (HR. lbnu Hibban, Hakim dan dishahihkan adz-Dzahabi). Fenomena kompetisi itu akan terulang lagi saat manusia terbangun dari tidurnya. Maka dari itu janganlah lupa untuk selalu berdo’a di saat hendak tidur dan juga saat terbangun dari tidur.
Dengan demikian, apabila ada orang yangmelakukan ritual yang aneh-aneh atau menyimpang, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, lalu datang sosok ghaib menghampirinya atau merasuk ke dalam dirinya, bisa dipastikan bahwa sosok itu bukanlah malaikat. Kalau bukan malaikat, berarti iin atau syetan. Walaupun ia melihat sosok yang datang itu berpakaian putih-putih, berjubah panjang atau bersorban rapi. Karena jin bisa menyerupai sosok siapa saja, selain sosok Rasulullah SAW.
Ada seorang Tim Ruqyah Majalah Ghoib yang menerapi seorang pasien. Sebelum dilakukan terapi, pasien itu bercerita kalau dirinya pernah mengamalkan amalan yang berasal dari seorang yang mempunyai pesantren. Apabila amalan itu diamalkan, maka akan ada malaikat yang datang dan bersedia untuk menjadi khadamnya. Amalan itu adalah membaca sulat al-Jin setiap habis shalat lima waktu selama 3 bulan berturut-turut. Sewaktu terapi dimulai dengan membaca surat al-Fatihah, pasien itu langsung menjerit kesakitan dan mengaku sebagai malaikat Jibril. Sang Ustadz menyanggahnya bahwa dia bukan malaikat Jibril, tapi jin dzalim. Ketika dibacakan surat ash-Shaffat, jeritannya lebih kencang. Sampai akhirnya ia minta ampun atas kebohongannya. Lalu ia mengaku sebagai seorang kyai yang sudah lama meninggal. Ustadz Pun menyanggahnya, “Kamu pembohong besar”, lalu ustadz tersebut melantunkan empat ayat terakhir dari surat al-Hasyr. Jin itu teriak-teriak kesakitan, lalu dia mengaku jin yang datang saat pasien mengamalkan amalan, dan ia juga berjanji untuk segera keluar. Dan si pasien pun siuman kembali, alhamdulillah.
Ada juga yang beranggapan bahwa dengan amalan tertentu, malaikat yang dijadikan Allah sebagai qarin manusia bisa dijadikan khadam atau pelayan pribadi. ltulah anggapan salah yang banyak diyakini oleh masyarakat. Dan itulah argumentasi naif yang sering dipakai oleh orang yang mengaku sakti, dan ia mengklaim kesaktiannya itu berasal dari khadam malaikat, bukan jin. Lalu ia membaginya ke orang lain dengan memasang tarif atau mas kawin. Atau ia berusaha mewariskan kesaktiannya kepada siapa saja yang ingin berguru kepadanya atau menjadi muridnya. Karena ia mengklaim bahwa khadamnya malaikat, maka banyak orang yang tidak ragu lagi untuk memiliki, mempelajari dan mewarisi ilmu tersebut.
Bahkan khasiat yang ditawarkan pun beragam, ada yang dikatakan sebagai khadam penarik dana ghaib, pelindung dan perisai diri dari kejahatan, penolak bencana, membentengi diri dari gangguan sihir dan jin. Mengobati berbagai macam penyakit, memudahkan jodoh, menjadikan kulit kebal senjata tajam, dan lain sebagainya.
Sekali lagi kami tegaskan di sini, bahwa malaikat itu adalah tentara Allah yang hanya tunduk kepada Allah. Malaikat sangat disiplin untuk menunaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim : 6).
Kalau begitu siapa lagi yang datang ke orang yang melakukan ritual menyimpang, kalau bukan jin jahat atau syetan laknat. Karena qarin manusia yang berasal dari malaikat punya tugas khusus, dan ia bukanlah khadam manusia.
Ghoib Ruqyah Syar’iyyah
Sumber : Majalah Ghoib Edisi 45/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar