Memuat...
Akibat interaksi sehari-hari dengan sejumlah orang Islam, sejumlah pasukan keamanan penjaga tawanan tertuduh ‘teroris’ AS di Guantanamo justru masuk Islam
Sejumlah pasukan AS yang menjaga 660 narapidana Guantanamo yang dianggap terlibat Al-Qaidah dan dicurigai sebagai pasukan Taliban telah memeluk Islan, menurut seorang penengah dari Aljazair seperti dikutip Aljazeera TV.
Hasan Aribi, yang mengepalai negerinya menuju Guantanamo, telah merundingkan pelepasan 18 orang tahanan dari penangkapan di bawah penjagaan dan pengawalan ketat di ujung timur Cuba.
Menurut Hasan, dia mengklaim bahwa orang tahanan yang dibebaskan menceritakan kepadanya bahwa sebagian dari pengawal AS telah memeluk Islam sebagai hasil interaksi sehari-hari dengan narapidana Islam selama dua tahun.
Militer AS menolak berkomentar ketika dihubungi oleh TV Aljazeera pada Selasa, (21/10) kemarin.
Pelepasan Narapidana
Pernyataan Aribi itu disampaikan pada suatu seminar di Mesir baru-baru ini yang kemudian dikuti oleh Islam Online.
Pada seminar di Kairo kala itu, ia mengatakan negosiasi nya, yang berlangsung di Washington sebelum serangan AS ke Iraq telah mengakibatkan pelepasan delapan orang Aljazair dan sepuluh orang tahanan lain.
"Mereka menceritakan kepadaku bahwa pengawal Amerika sangat simpatik dengan mereka dengan banyak membantu membelikan kebutuhan para tahanan dengan uang jajan mereka," ujar Aribi.
Aribi yang ditarik oleh pemerintahan Arab untuk bertindak untuk melakukan pelepasan warganegara mereka di Guantanamo.
Ia mengatakan, 90% tahanan yang dipegang itu semuanya, "tidak ada hubungan apapun dengan al-Qaidah atau Taliban. Mereka bekerjasama dengan para agen pembebasan kemanusiaan dan hanya ditangkap sebagai bagian dari kampanye Amerika melawan terhadap orang yang dicurigai."
Seorang wakil Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) di New York mengatakan ia juga telah mendengar laporan pengawal AS yang masuk Islam di Guantanamo.
Beberapa minggu lalu, AS juga telah menangkap tiga orang muslim dengan tuduhan mata-mata dan terlibat dengan terorisme. Ketiganya adalah Ahmad Mihalba, warganegara AS asal Mesir, pilot angkatan udara Ahmad al-Halabi, dan Kapten (AL) James Yee, seorang pemoba ruhani Islam.
Pihak pejabat militer AS sendiri hingga kini tak ada yang berkomentar atau mengeluarkan pernyataan resmi meskipun ketiganya mengatakan mereka tidak bersalah.
Lembaga Palang Merah Internasional, Jumat lalu (24/10) juga mengeluh pada kebijakan AS yang memperlakukan narapidana Guantanamo. (alJazeerah.net/Hidayatullah)
Sejumlah pasukan AS yang menjaga 660 narapidana Guantanamo yang dianggap terlibat Al-Qaidah dan dicurigai sebagai pasukan Taliban telah memeluk Islan, menurut seorang penengah dari Aljazair seperti dikutip Aljazeera TV.
Hasan Aribi, yang mengepalai negerinya menuju Guantanamo, telah merundingkan pelepasan 18 orang tahanan dari penangkapan di bawah penjagaan dan pengawalan ketat di ujung timur Cuba.
Menurut Hasan, dia mengklaim bahwa orang tahanan yang dibebaskan menceritakan kepadanya bahwa sebagian dari pengawal AS telah memeluk Islam sebagai hasil interaksi sehari-hari dengan narapidana Islam selama dua tahun.
Militer AS menolak berkomentar ketika dihubungi oleh TV Aljazeera pada Selasa, (21/10) kemarin.
Pelepasan Narapidana
Pernyataan Aribi itu disampaikan pada suatu seminar di Mesir baru-baru ini yang kemudian dikuti oleh Islam Online.
Pada seminar di Kairo kala itu, ia mengatakan negosiasi nya, yang berlangsung di Washington sebelum serangan AS ke Iraq telah mengakibatkan pelepasan delapan orang Aljazair dan sepuluh orang tahanan lain.
"Mereka menceritakan kepadaku bahwa pengawal Amerika sangat simpatik dengan mereka dengan banyak membantu membelikan kebutuhan para tahanan dengan uang jajan mereka," ujar Aribi.
Aribi yang ditarik oleh pemerintahan Arab untuk bertindak untuk melakukan pelepasan warganegara mereka di Guantanamo.
Ia mengatakan, 90% tahanan yang dipegang itu semuanya, "tidak ada hubungan apapun dengan al-Qaidah atau Taliban. Mereka bekerjasama dengan para agen pembebasan kemanusiaan dan hanya ditangkap sebagai bagian dari kampanye Amerika melawan terhadap orang yang dicurigai."
Seorang wakil Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) di New York mengatakan ia juga telah mendengar laporan pengawal AS yang masuk Islam di Guantanamo.
Beberapa minggu lalu, AS juga telah menangkap tiga orang muslim dengan tuduhan mata-mata dan terlibat dengan terorisme. Ketiganya adalah Ahmad Mihalba, warganegara AS asal Mesir, pilot angkatan udara Ahmad al-Halabi, dan Kapten (AL) James Yee, seorang pemoba ruhani Islam.
Pihak pejabat militer AS sendiri hingga kini tak ada yang berkomentar atau mengeluarkan pernyataan resmi meskipun ketiganya mengatakan mereka tidak bersalah.
Lembaga Palang Merah Internasional, Jumat lalu (24/10) juga mengeluh pada kebijakan AS yang memperlakukan narapidana Guantanamo. (alJazeerah.net/Hidayatullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar