Memuat...
Hati-Hati membersihkan daerah intim kewanitaan Anda. Penggunaan sabun yang umum dilakukan para wanita ternyata berpotensi menimbulkan kanker.
Sebuah studi baru menemukan bahwa praktik intravaginal yang digunakan wanita seperti mencuci Miss V dengan sabun justru meningkatkan ancaman infeksi HIV.
Nicola Low dari University of Bern, Switzerland mengatakan, wanita cenderung menggunakan praktik-praktik intravaginal yang justru membahayakan kesehatan mereka, seperti penelitian pencegahan HIV yang dilakukan di Sahara Afrika.
Para penulis mengumpulkan data peserta individu dari 13 studi di Sahara Afrika yang melibatkan hampir 15.000 wanita, ditemukan 791 di antaranya tertular HIV dan menemukan bahwa infeksi HIV dalam waktu dua tahun terkait dengan praktik intravaginal tersebut, seperti ditulis Times of India.
Setelah mengontrol umur, status pernikahan, wanita yang menggunakan kain atau kertas untuk membersihkan daerah intim mereka memiliki risiko satu setengah kali lebih mungkin terserang infeksi HIV ketimbang yang menggunakan sabun. Tak hanya itu, penggunaan produk untuk mengurangi kekeringan atau mengencangkan Miss V dan membersikan daerah intim dengan sabun juga menjadi peluang terbesar bagi wanita terserang HIV.
Ketika wanita menggunakan sabun untuk membersihkan daerah intimnya akan menimbulkan perkembangan bakteri vaginosis dan flora vagina terganggu. Dua kondisi ini sangat terkait dengan peningkatan risiko penularan HIV.
Temuan ini sudah dimasukkan dalam tinjauan sistematis baru-baru ini yang menunjukkan bahwa praktik pembersihan daerah intravaginal akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV. Meskipun masuk akal, tetapi diakui para ahli buktinya masih kurang. Komunitas wanita yang tergabung dalam intervensi perilaku berusaha mengukur dampak pencegahan penularan HIV tersebut. Mereka membantu para wanita muda AS untuk menghentikan praktik mencuci daerah intim mereka dengan sabun seperti yang dilakukan wanita di Sahara, Afrika yang akhirnya menimbulkan bahaya bagi organ seksual mereka.
Sebuah studi baru menemukan bahwa praktik intravaginal yang digunakan wanita seperti mencuci Miss V dengan sabun justru meningkatkan ancaman infeksi HIV.
Nicola Low dari University of Bern, Switzerland mengatakan, wanita cenderung menggunakan praktik-praktik intravaginal yang justru membahayakan kesehatan mereka, seperti penelitian pencegahan HIV yang dilakukan di Sahara Afrika.
Para penulis mengumpulkan data peserta individu dari 13 studi di Sahara Afrika yang melibatkan hampir 15.000 wanita, ditemukan 791 di antaranya tertular HIV dan menemukan bahwa infeksi HIV dalam waktu dua tahun terkait dengan praktik intravaginal tersebut, seperti ditulis Times of India.
Setelah mengontrol umur, status pernikahan, wanita yang menggunakan kain atau kertas untuk membersihkan daerah intim mereka memiliki risiko satu setengah kali lebih mungkin terserang infeksi HIV ketimbang yang menggunakan sabun. Tak hanya itu, penggunaan produk untuk mengurangi kekeringan atau mengencangkan Miss V dan membersikan daerah intim dengan sabun juga menjadi peluang terbesar bagi wanita terserang HIV.
Ketika wanita menggunakan sabun untuk membersihkan daerah intimnya akan menimbulkan perkembangan bakteri vaginosis dan flora vagina terganggu. Dua kondisi ini sangat terkait dengan peningkatan risiko penularan HIV.
Temuan ini sudah dimasukkan dalam tinjauan sistematis baru-baru ini yang menunjukkan bahwa praktik pembersihan daerah intravaginal akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV. Meskipun masuk akal, tetapi diakui para ahli buktinya masih kurang. Komunitas wanita yang tergabung dalam intervensi perilaku berusaha mengukur dampak pencegahan penularan HIV tersebut. Mereka membantu para wanita muda AS untuk menghentikan praktik mencuci daerah intim mereka dengan sabun seperti yang dilakukan wanita di Sahara, Afrika yang akhirnya menimbulkan bahaya bagi organ seksual mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar