Memuat...
Kegiatan camping biasanya menjadi acara yang ditunggu. Lain halnya dengan Almer. Acara ini menjadi kelabu, lantaran ia bertemu dengan banyak hantu yang gentayangan di waktu malam hari. Hantu-hantu yang diyakini sebagai korban pembunuhan.
Pada hari Sabtu dia bersama teman-teman di sekolahnya mengadakan kegiatan berkemping ke bumi perkemahan dekat pegunungan. Pada malam pertama, mereka merasa aman-aman saja karena tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya di sana.
Sesampainya di lokasi perkemahan, ternyata mereka mendengar cerita di sana pernah terjadi pembunuhan. Pada saat itu juga mereka sangat ketakutan. Tapi mau apalagi sudah jauh-jauh datang ke tempat yang memang asri itu. Hanya saja sepanjang malam di perkemahan mereka merasa tidak nyaman.
Pada keesokan harinya Almer dan kawan-kawannya berniat untuk pulang, tapi apa boleh buat waktu yang ditentukan oleh sekolah adalah 4 hari 3 malam. Berarti mereka harus menginap satu malam lagi di sana.
Pada malam hari kira-kira pukul 23.00 mereka mendapat tugas jaga malam, pada saat itu mereka sangat ketakutan sekali. Karena saking ketakutanya tidak tahu bahwa telah jauh dari kemah. Almer dan kelompoknya sangat kebingungan. Pada saat itu hampir saja menangis karena tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Kira-kira pukul 23.30 mereka bertemu seorang anak muda dan pada saat itupun sangat senang. Barangkali orang itu dapat membantu untuk kembali ke kemah. Tapi pemuda itu malah mengajak ke suatu gubuk yang sangat menyeramkan.
Sepertinya gubuk itu tidak pernah dibersihkan. Tempat sepi itu mendadak berbau anyir yang menusuk hidung. Belum habis menerka bau apa kira-kira seanyir itu, mendadak pemuda yang mengantarnya itu berubah wujud menjadi pocongan.
Karuan Almer yang berempat dengan temannya itu ketakutan setengah. Rasanya hampir pingsan dibuatnya. Mereka serempak teriak sekeras-kerasnya tetapi entah mengapa sepertinya ada yang mengunci mulutnya.
Mereka melihat pocong itu ternyata tidak sendirian. Jumlahnya cukup banyak dan macam-macam wujudnya, seperti; kuntilanak, genderuwo, dan juga hantu-hantu yang lainnya semuanya berkumpul menatap ke arah Almer dan kawan-kawannya.
Begitu mereka dapat berteriak langsung berlari keluar gubuk. Mereka berlali sekuat mungkin untuk menjauhi gubuk misterius tersebut. Tetapi bayangan sosok-sosok menakutkan itu tetap saja mengikutinya.
Dan, akhirnya tanpa sadar waktupun sudah pagi dan tanpa disadari pula mereka sudah berada di bawah pohon yang sangat besar melebihi pohon-pohon lainnya. Lalu mereka menemukan guru dan teman-temannya yang semalaman mencarinya.
Malam itu merupakan malam terburuk selama hidup Almer. Sebelumnya ia tidak pernah membayangkan akan bertemu hantu yang sangat menyeramkan di bumi perkemahan itu. Sejak saat itu ia bertekad tidak akan pernah datang ke tempat yang seperti itu. “Cukup satu kali ini saja ketemu hantu !!,” ujarnya. (seperti dikisahkan Almer)
Pada hari Sabtu dia bersama teman-teman di sekolahnya mengadakan kegiatan berkemping ke bumi perkemahan dekat pegunungan. Pada malam pertama, mereka merasa aman-aman saja karena tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya di sana.
Sesampainya di lokasi perkemahan, ternyata mereka mendengar cerita di sana pernah terjadi pembunuhan. Pada saat itu juga mereka sangat ketakutan. Tapi mau apalagi sudah jauh-jauh datang ke tempat yang memang asri itu. Hanya saja sepanjang malam di perkemahan mereka merasa tidak nyaman.
Pada keesokan harinya Almer dan kawan-kawannya berniat untuk pulang, tapi apa boleh buat waktu yang ditentukan oleh sekolah adalah 4 hari 3 malam. Berarti mereka harus menginap satu malam lagi di sana.
Pada malam hari kira-kira pukul 23.00 mereka mendapat tugas jaga malam, pada saat itu mereka sangat ketakutan sekali. Karena saking ketakutanya tidak tahu bahwa telah jauh dari kemah. Almer dan kelompoknya sangat kebingungan. Pada saat itu hampir saja menangis karena tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Kira-kira pukul 23.30 mereka bertemu seorang anak muda dan pada saat itupun sangat senang. Barangkali orang itu dapat membantu untuk kembali ke kemah. Tapi pemuda itu malah mengajak ke suatu gubuk yang sangat menyeramkan.
Sepertinya gubuk itu tidak pernah dibersihkan. Tempat sepi itu mendadak berbau anyir yang menusuk hidung. Belum habis menerka bau apa kira-kira seanyir itu, mendadak pemuda yang mengantarnya itu berubah wujud menjadi pocongan.
Karuan Almer yang berempat dengan temannya itu ketakutan setengah. Rasanya hampir pingsan dibuatnya. Mereka serempak teriak sekeras-kerasnya tetapi entah mengapa sepertinya ada yang mengunci mulutnya.
Mereka melihat pocong itu ternyata tidak sendirian. Jumlahnya cukup banyak dan macam-macam wujudnya, seperti; kuntilanak, genderuwo, dan juga hantu-hantu yang lainnya semuanya berkumpul menatap ke arah Almer dan kawan-kawannya.
Begitu mereka dapat berteriak langsung berlari keluar gubuk. Mereka berlali sekuat mungkin untuk menjauhi gubuk misterius tersebut. Tetapi bayangan sosok-sosok menakutkan itu tetap saja mengikutinya.
Dan, akhirnya tanpa sadar waktupun sudah pagi dan tanpa disadari pula mereka sudah berada di bawah pohon yang sangat besar melebihi pohon-pohon lainnya. Lalu mereka menemukan guru dan teman-temannya yang semalaman mencarinya.
Malam itu merupakan malam terburuk selama hidup Almer. Sebelumnya ia tidak pernah membayangkan akan bertemu hantu yang sangat menyeramkan di bumi perkemahan itu. Sejak saat itu ia bertekad tidak akan pernah datang ke tempat yang seperti itu. “Cukup satu kali ini saja ketemu hantu !!,” ujarnya. (seperti dikisahkan Almer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar