Memuat...
Menteri Ali bin Isa adalah sosok pejabat yang bersahaja dan kasar, tetapi ia suka memamerkan hal itu kepada setiap orang. Suatu hari, hakim Abu Umar dengan mengenakan pakaian yang sangat bagus menemui menteri Ali bin Isa dikantornya. Melihat itu timbul kenginan sang menteri untuk membikin malu sang hakim.
"Abu Umar, berapa engkau beli baju itu?," tanya sang menteri. "Dua ratus dirham," jawab hakim. "Tetapi, jaket berikut baju yang aku kenakan ini aku beli hanya dua puluh dinar," kata menteri.
Seperti sudah dipersiapkan sebelumnya, sang hakim segera menjawab dengan ketus, "Seorang menteri memang wajarlah berpakaian necis, itu bukan berlebihan. Tetapi semua orang tahu bahwa kalau kurang dari itu bukan berarti ia tidak mampu. Berbeda dengan kami yang harus berusaha keras agar selalu tampil necis. Soalnya sehari-hari kami bergaul dengan kalangan awam dan di hadapan mereka kami perlu bersikap lebih tinggi. Jadi, kami perlu menegakkan wibawa di hadapan mereka."
Mendengar jawaban itu sang menteri bagai menelan batu. Ia hanya bisa diam saja.
Sumber: Nasywal al-Muhadharat, At-Tanukhi
"Abu Umar, berapa engkau beli baju itu?," tanya sang menteri. "Dua ratus dirham," jawab hakim. "Tetapi, jaket berikut baju yang aku kenakan ini aku beli hanya dua puluh dinar," kata menteri.
Seperti sudah dipersiapkan sebelumnya, sang hakim segera menjawab dengan ketus, "Seorang menteri memang wajarlah berpakaian necis, itu bukan berlebihan. Tetapi semua orang tahu bahwa kalau kurang dari itu bukan berarti ia tidak mampu. Berbeda dengan kami yang harus berusaha keras agar selalu tampil necis. Soalnya sehari-hari kami bergaul dengan kalangan awam dan di hadapan mereka kami perlu bersikap lebih tinggi. Jadi, kami perlu menegakkan wibawa di hadapan mereka."
Mendengar jawaban itu sang menteri bagai menelan batu. Ia hanya bisa diam saja.
Sumber: Nasywal al-Muhadharat, At-Tanukhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar