Memuat...
Obah Ngarep Kobet Mburi
Artinya: Bersusah dahulu, bersenang kemudian.
Apa yang telah menjadi komitmen hidup untuk mencapai kesejatian diri sudah jelas bahwa semua kembali kepada diri sendiri. Pepatah tua mengatakan, sebelum mengalahkan apapun maka harus mengalahkan diri sendiri.
Memanjakan diri dengan suguhan dispensasi yang sering diberikan dengan mantra ajaib: “gimana entar saja” akan membuat manusia semakin tidak peka dan tidak “sadar diri”.
Jika seseorang tidak mau mengakhiri secara sungguh-sungguh kemanjaan diri yang memabukan, maka sungguh tragis nanti kehidupan yang sesungguhnya.
Kesusahan yang dirasa bagi suatu kesungguh untuk mencapai kesejatian diri adalah kesusahan fisik semata (materi). Jika seseorang berani mempertaruhkan diri, itu ibaratnya dia sedang menyusun batu demi batu untuk jalannya sendiri agar menjadi mulus.
Dalam kehidupan berumah tangga, “Obah Ngarep Kobet Mburi”, kata-kata aku akan selalu setia dalam untung dan malang, sehat dan sakit, sampai kematian memisahkan kita.. Suatu pernyataan hidup yang menyatakan diri untuk senantiasa siap dalam kesusahan apapun untuk mencapai keluarga yang berkwalitas.
Masing-masing harus siap untuk suatu kesusahan yang semu, demi untuk saling membangun diri yang sejati.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), senantiasa akan mengajarkan kedisplinan bagi anak/murid, dan hal ini tentunya bisa dianggap sebaga suatu kesusahan yang membatasi semua “semau gue-nya” anak/murid. Maka kadang larangan bukanlah ditujukan untuk sebagai ajaran, tapi lebih menunjukan bahwa anak/siswa belum bertumbuh atau belum mengerti.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kondisi susah dalam hal ini jangan dianggap bahwa kita berbuat menyusahkan orang lain itu benar adanya, hal itu sama sekali tidak sama.
Sesama penghuni kehidupan ini, hendaknya kita saling support untuk mencapai agar lebih baik dalam bermasyarakat. Mari kita tetap saling bergandeng tangan dalam menapaki kehidupan ini. Berat sama dipikul, kalau ringan kita jangan bebankan/beratkan yang lain.
Artinya: Bersusah dahulu, bersenang kemudian.
Apa yang telah menjadi komitmen hidup untuk mencapai kesejatian diri sudah jelas bahwa semua kembali kepada diri sendiri. Pepatah tua mengatakan, sebelum mengalahkan apapun maka harus mengalahkan diri sendiri.
Memanjakan diri dengan suguhan dispensasi yang sering diberikan dengan mantra ajaib: “gimana entar saja” akan membuat manusia semakin tidak peka dan tidak “sadar diri”.
Jika seseorang tidak mau mengakhiri secara sungguh-sungguh kemanjaan diri yang memabukan, maka sungguh tragis nanti kehidupan yang sesungguhnya.
Kesusahan yang dirasa bagi suatu kesungguh untuk mencapai kesejatian diri adalah kesusahan fisik semata (materi). Jika seseorang berani mempertaruhkan diri, itu ibaratnya dia sedang menyusun batu demi batu untuk jalannya sendiri agar menjadi mulus.
Dalam kehidupan berumah tangga, “Obah Ngarep Kobet Mburi”, kata-kata aku akan selalu setia dalam untung dan malang, sehat dan sakit, sampai kematian memisahkan kita.. Suatu pernyataan hidup yang menyatakan diri untuk senantiasa siap dalam kesusahan apapun untuk mencapai keluarga yang berkwalitas.
Masing-masing harus siap untuk suatu kesusahan yang semu, demi untuk saling membangun diri yang sejati.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), senantiasa akan mengajarkan kedisplinan bagi anak/murid, dan hal ini tentunya bisa dianggap sebaga suatu kesusahan yang membatasi semua “semau gue-nya” anak/murid. Maka kadang larangan bukanlah ditujukan untuk sebagai ajaran, tapi lebih menunjukan bahwa anak/siswa belum bertumbuh atau belum mengerti.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kondisi susah dalam hal ini jangan dianggap bahwa kita berbuat menyusahkan orang lain itu benar adanya, hal itu sama sekali tidak sama.
Sesama penghuni kehidupan ini, hendaknya kita saling support untuk mencapai agar lebih baik dalam bermasyarakat. Mari kita tetap saling bergandeng tangan dalam menapaki kehidupan ini. Berat sama dipikul, kalau ringan kita jangan bebankan/beratkan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar