Memuat...
Cerita ini berawal sekitar tahun 1998 di kota Jepara, sewaktu Rudi bekerja di sebuah PTS di kota Kudus. Dia sebagai staf kantor. Kebetulan karena belum mendapatkan tempat kos, Rudi disarankan atasannya tinggal di kantor. Ada 2 kamar yang bisa dipakai, selain kamar yang ditempatinya bersama teman sekerja, Kasno, kamar satunya dipakai Bu Isa, tukang bersih-bersih kantor.
Hari pertama tidur di mes, tahu-tahu Rudi sudah mengalami kejadian aneh. Waktu tengah malam dia mendengar langkah kaki berat berjalan dan seperti berdiri di depan kamar. Disusul suara seperti orang berdehem. Membuat malam itu terasa gerah.
Pagi harinya ketika kejadian semalam ditanyakan bu Isa dan dan Kasno jawabannya ternyata pendek saja, “Oh, Pakdhenya datang,” komentar mereka. Hari berikutnya terus terjadi keanehan yang sama, ketika ditanyakan
Kasno setengah mendesak, dengan enteng dijawab yang disebut Pakdhe itu genderuwo! Spontan Rudi kaget mendengar nama genderuwo.
Malam berikutnya, sekitar jam 02.00 Rudi tidur di luar karena di dalam terasa panas. Waktu tidur dia diganggu suara besi di pukul-pukul “teng teng teng” membuatnya terbangun untuk mencari asal suara tersebut. Sepertinya suara di lantai 2, sehingga dia menuju arah suara tersebut.
Tepat di pojok ruang di bawah remang-remang lampu dilihatnya sebentuk warna putih tegak sedang berdiri. Penasaran dengan apa yang dilihatnya, sosok itu didekati, setelah jelas Rudi langsung berjingkat. Sosok yang ada dihadapannya itu ternyata pocongan ! Terlihat jelas sosok itu menatap ke arahnya.
Spontan Rudi lari terbirit-birit masuk kamar. “Aku melihat sebentuk pocongan anak-anak tapi lama kelamaan menjadi besar. Benar-benar gila,” ujarnya kepada Kasno. Jawaban tentang hantu-hantu yang tiap malam berkelana dalam kantor, baru dapat ditemukan pada esok harinya.
Saat jalan di belakang gedung sekolah dia melihat di tengah lapangan yang di paving ada cekungan yang berderet-deret sejajar. Dia lalu bertanya pada Bu Isa, barulah ditemukan jawaban jelas, jika gedung sekolah yang dihuni sebelumnya bekas tanah pemakaman. Bu Isa dan Kasno sendiri sudah terbiasa tinggal di tempat itu, sehingga tidak begitu mengubris kalaupun ada kejadian aneh.
Setelah mendengar penuturan itu sekujur tubuh Rudi langsung lemas. Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena kenyatannya lahan kuburan telah berganti gedung sekolah yang megah. Menurut penuturannya hantu-hantu itu sampai sekarang masih bergentayangan. Namun, dia sudah lama tidak berkeja di sekolahan itu lagi. (cerita kiriman sujatmoko, kudus)
Hari pertama tidur di mes, tahu-tahu Rudi sudah mengalami kejadian aneh. Waktu tengah malam dia mendengar langkah kaki berat berjalan dan seperti berdiri di depan kamar. Disusul suara seperti orang berdehem. Membuat malam itu terasa gerah.
Pagi harinya ketika kejadian semalam ditanyakan bu Isa dan dan Kasno jawabannya ternyata pendek saja, “Oh, Pakdhenya datang,” komentar mereka. Hari berikutnya terus terjadi keanehan yang sama, ketika ditanyakan
Kasno setengah mendesak, dengan enteng dijawab yang disebut Pakdhe itu genderuwo! Spontan Rudi kaget mendengar nama genderuwo.
Malam berikutnya, sekitar jam 02.00 Rudi tidur di luar karena di dalam terasa panas. Waktu tidur dia diganggu suara besi di pukul-pukul “teng teng teng” membuatnya terbangun untuk mencari asal suara tersebut. Sepertinya suara di lantai 2, sehingga dia menuju arah suara tersebut.
Tepat di pojok ruang di bawah remang-remang lampu dilihatnya sebentuk warna putih tegak sedang berdiri. Penasaran dengan apa yang dilihatnya, sosok itu didekati, setelah jelas Rudi langsung berjingkat. Sosok yang ada dihadapannya itu ternyata pocongan ! Terlihat jelas sosok itu menatap ke arahnya.
Spontan Rudi lari terbirit-birit masuk kamar. “Aku melihat sebentuk pocongan anak-anak tapi lama kelamaan menjadi besar. Benar-benar gila,” ujarnya kepada Kasno. Jawaban tentang hantu-hantu yang tiap malam berkelana dalam kantor, baru dapat ditemukan pada esok harinya.
Saat jalan di belakang gedung sekolah dia melihat di tengah lapangan yang di paving ada cekungan yang berderet-deret sejajar. Dia lalu bertanya pada Bu Isa, barulah ditemukan jawaban jelas, jika gedung sekolah yang dihuni sebelumnya bekas tanah pemakaman. Bu Isa dan Kasno sendiri sudah terbiasa tinggal di tempat itu, sehingga tidak begitu mengubris kalaupun ada kejadian aneh.
Setelah mendengar penuturan itu sekujur tubuh Rudi langsung lemas. Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena kenyatannya lahan kuburan telah berganti gedung sekolah yang megah. Menurut penuturannya hantu-hantu itu sampai sekarang masih bergentayangan. Namun, dia sudah lama tidak berkeja di sekolahan itu lagi. (cerita kiriman sujatmoko, kudus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar