Omahe Dhewe, Meksa Luwih Becik Ing Omahe Dhewe

Memuat...
Omahe Dhewe, Meksa Luwih Becik Ing Omahe Dhewe

Artinya: Sebagus-bagusnya rumah lain, masih tetap bagus rumah sendiri.

“Home sweet home” mungkin adalah kalimat yang bisa menandingi falsafah diatas… Pernah saya juga mendapatkan 1 kiriman SMS bahwa kita dengan uang bisa membeli House (Tempat tinggal), tapi belum tentu bisa membeli Home (tempat kehidupan berkembang)..
Rumah sendiri disini adalah kata yang tidak hanya sebagai kata benda, tapi bisa berfungsi sebagai kata kerja, kata tempat, seperti yang bisa bermakna proses kehidupan, juga menunjuk disini dan disitu.
Sehingga sisi makna ini boleh dikatakan kita sering mengkultuskan kehidupan orang lain, tapi lupa bahwa kita sendiri memiliki kehidupan yang harus di kembangkan, kehidupan yang harus terus berproses untuk maju..
Walaupun memang secara materi memang lebih nyaman di rumah sendiri (dalam arti harus dirawat terus), yang mengajarkan kita hendaklah tetap selalu bersyukur dengan apa yang kita punya.
Ini juga penyebab budaya Pulang Kampung pada saat liburan, karena merasa nyaman dan bangga milik sendiri.

Dalam kehidupan berumah tangga, “Omahe Dhewe, Meksa Luwih Becik Ing Omahe Dhewe”, jika dari salah satu personal di keluarga sudah tidak betah di rumahnya sendiri, itulah tanda-tanda bahaya yang harus di waspadai, karena baik semangat hidup dalam kebersamaan dan ketetapan hati, pastinya ada gangguan. Cara efektif adalah mulai berpikir untuk merawat bersama, bukan menunggu perawatan dari orang lain (pasangan, pembantu), ciptakan kenyamanan dengan mulai hidup bersih.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua / guru haruslah dapat membuat anak-anak/murid nya agar nyaman, sehingga pada saat transfer pengertian dapat terjadi tanpa adanya gangguan lain. Cara yang sederhana adalah selalu membuka diri untuk menyambut mereka.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), walau masing-masing keluarga mempunyai rumah-nya yang terbaik, itu bukan berarti saling menjelekan atau menjatuhkan, tapi hendaklah saling menjadi pelengkap untuk membangun kenyamanan di keluarga masing-masing, sehingga proses kehidupan bersosial dapat terbangun secara sehat. Datang dan kunjungilah saudara kita yang lain secara rutin, itu juga berdampak pada kerinduan akan ‘pulang’ kerumah kita.

Related Post



Tidak ada komentar:

Postingan Populer